Kedua, saling bersinergis dengan bantu terhadap peran masing-masing. Pembagian peran dalam keluarga itu penting, tetapi saling bantu terhadap peran masing-masing jauh lebih penting. Seorang ayah tidak perlu merasa canggung untuk membantu pekerjaan istrinya. Terlebih lagi di saat istrinya begitu sibuk dengan pekerjaannya dalam mengurusi rumah tangga. Sehingga adalah hal yang biasa bagi seorang suami membantu pekerjaan yang biasanya dilakukan istri. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota keluarga bisa bersinergi.
Ketiga, menyelesaikan masalah dalam keluarga. Setiap keluarga pasti memiliki masalah, maka setiap masalah harus segera diselesaikan. Menunda menyelesaikan masalah karena dianggap kecil, bukanlah tindakan yang bijak. Karena semua masalah besar diawali oleh ketidakmampuan menyelesaikan masalah yang kecil.
Terlebih lagi di saat pandemi seperti saat sekarang ini, di mana tekanan ekonomi dan tuntutan kebutuhan hidup yang lainnya bisa menjadi pemicu masalah. Belum lagi anak yang harus didampingi dalam belajar. Maka kemampuan untuk menyelesaikan masalah sesegera mungkin adalah pilihan terbaik untuk meminimalisir munculnya masalah yang lebih besar lagi. Masalah yang mungkin saja akan merusak bahtera rumah tangga yang sudah dibangun sejak lama.
Keempat, meningkatkan kemampuan suami sebagai pemimpin dalam keluarga. Ibarat kapal, maka suami adalah nakhoda yang memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah yang akan dituju. Kegagalan dalam memimpin akan menjadikan kapal karam, meskipun tidak ada badai dan karang yang menghadang. Tenggelamnya kapal karena nakhodanya tidak bisa menentukan arah dan tujuan. Sehingga kapal terombang-ambing di lautan dan menunggu masanya tenggelam. Oleh sebab itu peran kepemimpinan suami dalam keluarga menjadi sangatlah penting.
Kelima, saling berlomba menjadi teladan bagi yang lain. Memberikan teladan adalah cara terbaik untuk mengajarkan sesuatu. Tidak memerintah tetapi bisa membuktikan dan mencontohkan. Memperlihatkan perilaku-perilaku yang baik dan positif, sehingga bisa menjadi contoh bagi anggota keluarga yang lainnya. Semua anggota berlomba untuk memberikan contoh yang baik, sehingga keteladanan tidak hanya menjadi milik orang tua, tetapi bisa juga anak. Bisa saja orang tua belajar dari si anak yang ternyata dalam beberapa hal lebih baik dari orang tuanya.