PALUEKSPRES, PALU– Kabupaten Banggai Laut (balut) merupakan salah satu wilayah yang sangat melimpah hasil perikanan lautnya. Sehingga, kapal forsen banyak berlabuh di perairan Banggai Laut.
Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, kapal forsen dengan tonase di atas 10 hingga 30 Gross Ton (GT) di wilayah perairan Banggai Laut kurang lebih 70 unit. Setiap unit kapal, rata-rata kebutuhan es balok mencapai 50 hingga 100 balok kebutuhan es.
“Bisa dibayangkan kalau ada 70 kapal dengan kapasitas penangkapan bagi kapal bertonase di atas 10 GT, berapa kebutuhan es balok di wilayah Banggai Laut,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Arif Latjuba disela-sela kunjungan stand UMKM di Pasar UMKM Maroso yang digelar di halaman kantor DKP Sulteng, Kamis (9/6/2022).
Makanya, untuk menjamin ketersediaan kebutuhan es balok di Banggai, Pemprov Sulteng membangun pabrik es di Pelabuhan Perikanan Mato, Desa Gonggong, Kecamatan Banggai Tengah. Kapasitas produksinya mencapai 10 Ton per hari.
Di Banggai Laut pun telah tersedia Cold Storage untuk menampung hasil tangkapan nelayan, sebagai upaya menjaga kualitas hasil tangkapan perikanan laut. Namun dibandingkan dengan kapasitas hasil tangkapan di wilayah itu, keberadaan pabrik Es balok ditambah dengan ketersediaan Cold Storage, belum mampu mengimbangi total produksi yang ada.
“Rata-rata kebutuhan kapal di sana, 50 sampai 10 balok es kebutuhan es. Makanya Pemrpov Sulteng di Pelabuhan Perikanan Mato kita bangun dulu pabrik es, disamping itu sudah ada cold storage milik Pemkab Banggai Laut yang dikerjasamakan dengan salah satu koperasi di Jakarta, itu juga sudah menampung hasil. Itupun tidak cukup,” kata Arif.