Korupsi, Negara Dan Kampus Merdeka

  • Whatsapp
Muhd Nur Sangadji/ fotoa; istimewa

(Merenung di hari merdeka tahun ke 77)

Oleh: Muhd Nur Sangadji

Malam itu, saya dapat kiriman potongan kisah historis yang tidak banyak orang ketahui. Saiful Rurai, pakar sejarah asal Maluku Utara yang mengirimkannya. Dia bilang, sejarawan Prof Peter Carey yang ahli Diponegoro, dan ketua jurusan sejarah UGM Sri Margono, mengungkapkan sebab musabab Perang Jawa, adalah praktek makelarnya para birokrat lokal, pangreh praja, sejak zaman Daendels.

Bacaan Lainnya

Diponegoro bahkan menampar kerabatnya sendiri, petinggi Kraton Yogya, karena korupsi tersebut. Mereka memperkaya diri sendiri dengan cara korup dan bertindak sebagai makelar proyek.

Sejak proyek Postweg, jalan raya Daendels. Bahkan, hingga Indonesia menjadi bangsa merdeka yang diperingati tahun ini untuk ke 77, praktek makelar dan korup itu masih terus menggerogoti bangsa ini. Persoalan karakter jalan pintas telah merambat kemana-mana. Termasuk ke dunia perguruan tinggi. Dunia, dimana bercokolnya kaum ilmuan. Dunia yang di ruangnya, generasi manusia dididik.

*****

Membaca kisah yang dikirim Bung Iful tersebut, baharu saya fahami bahwa selama 200 tahun, kita mengira bahwa Diponegoro berperang karena melawan penjajahan semata. Ternyata substansi persoalannya juga, adalah masalah korupsi dan makelar dari bangsa sendiri.

Maka terjawablah kebenaran renungan saya selama ini. Semenjak bersama kawan-kawan ilmuan universitas Tadulako membentuk kelompok perduli kampus (KPK). Kelompok yang sangat intensif membongkar kasus korupsi yang diduga merugikan negara puluhan milyar rupiah di Universitas Tadulako.

Pos terkait