Nobar Silat Tani, Stafsus Erik Tamalagi Bilang Kementan Luncurkan Program Petani Milineal

  • Whatsapp
Silat Tani - Film Dokumenter
Silat Tani - Film Dokumenter

Disandingkan data wahana lingkungan hidup (WALHI), menurut Eva, dari luas daratan Sulteng 6,533 juta ha, lalu pemerintah menerbitkan izin usaha pertambangan 1.889 juta ha atau 39 persen, perkebunan sawit 11,14 persen atau 700 ha kawasan hutan 4 juta, maka justru lahan Sulteng defisit 126.000 hektare.

“Masa depan pertanian Sulteng ngeri,” kata peraih Yap Thiam Hien Award (YTHA) 2018 yang juga hadir pada pemutaran film dokumenter Silat Tani ini.

Ini artinya, kata dia, petani-petani kita masih dalam kawasan klaim hutan negara, sehingga area garapan masyarakat dalam klaim hutan negara, tidak dianggap sebagai kawasan pertanian.

“Intevensi negara lewat program tidak akan terjadi, sebab masih dalam status hutan negara,” ucapnya.

Ia mengatakan, data BPS 0,3 persen petani kita memiliki pendidikan rendah dan rata-rata berumur 40 tahun ke atas.

“Lalu dimana mahasiswa pertanian ribuan tahun itu,” tanya Eva. Jawabnya, Ia disedot sektor lain tidak kembali ke kampungnya.

Eva juga menyoroti panjangnya distribusi pangan petani mulai dari penadah, penggilingan, pasar induk, jatuhnya ke konsumen mahal.

“Maka mata rantai distribusinya harus diputus, mendekatkan produsen dengan konsumen,” pungkasnya.

Direktur Yayasan Pendidikan Rakyat (YPR) Dodi Moidady menilai dari film dokumenter Silat Tani, petani itu produsen, tapi keuntungannya 30 persen, 70 persen keuntungannya rantai distribusi panjang.

Dia menyebutkan, dari tayangan film dokumenter Silat Tani itu juga banyak menggambarkan permasalahan dihadapi petani di Jawa , tentu konteksnya berbeda dengan petani ada di Timur berlawanan dengan taman nasioal, industri ekstraktif seperti pertambangan perkebunan sawit dan proyek strategis nasional.

Olehnya kata dia, penting pemerintah serius melihat problem-problem dihadapi petani tidak hanya terima bantuan dari pemerintah , ada masalah serius yakni kepastian hak penguasaan lahan.

“Sebab petani kita sulit sekali mendapat kepastian hak penguasaan lahan,” pungkasnya.

Film dokumenter Silat Tani ini disutradarai oleh Dandy Dwi Laksono dengan durasi tayang 70 menit menggambarkan kondisi petani di Wonosobo, Wadas yang terancam hadirnya perusahaan-perusahaan.

Pos terkait