Childfree dan Masa Depan Bonus Demografi Indonesia 2045

  • Whatsapp
Childfree dan Masa Depan Bonus Demografi Indonesia 2045
Childfree dan Masa Depan Bonus Demografi Indonesia 2045./ Foto: calebjones/unsplash

Childfree dan Masa Depan Bonus Demografi Indonesia 2045. Saat ini ide soal Childfree ramai di jagad maya dan dunia nyata.

Istilah Childree yang semula berkembang di Eropa ini adalah gagasan ketika seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak meskipun mereka memiliki pasangan hidup.

Gagasan Childfree akhirnya berkembang kemana-mana hingga ke Indonesia. Sebenarnya sejak tahun 2020 ide ini muncul di masyarakat. Karena maraknya penggunaan sosial media.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan sebetulnya, sejak lama banyak pasangan di Indonesia yang memilih hidup tanpa anak.

Itu dilakukan secara diam-diam dan senyap kata Devie seperti dikutip dari BBC News Indonesia.

Namun ide Childfree marak ketika munculnya generasi baru yang lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat. Apalagi kata dia ada ruang media sosial yang secara terbuka membuat masyarakat lebih bebas untuk bersuara.

Keinginan menjadi childfree lahir dari kemudahan akses informasi mengenai parenting. Semakin banyak masyarakat yang terpapar dengan ide-ide dan alternatif baru yang untuk beberapa negara dianggap hal normal. Sebut saja seperti Amerika, China, Jepang, dan Korea Selatan.

Jadi kata Devie, akibat paparan informasi tersebut akhirnya perempuan-perempuan yang dengan cara pandang yang sudah lebih terbuka menyadari bahwa dia sebenarnya punya hak atas tubuhnya untuk melahirkan anak atau tidak.

Lalu bagaimana hubungan Childfree dan Masa Depan Bonus Demografi Indonesia 2045?

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan fenomena childfree dapat menimbulkan krisis demografi seiring berjalannya waktu.

“Jelas akan mengancam demografi, krisis demografi terjadi karena sebentar lagi orang tua jumlahnya sebanyak,” kata Hasto kepada media pada Kamis (16/2).

Hasto menyatakan jumlah lansia yang semakin banyak ditambah dengan kondisi kelompok muda tidak produktif akan berprevalensi terhadap krisis ekonomi.

“Apalagi yang muda tidak produktif dan yang tua banyak, sedangkan yang tua rata-rata pendidikannya 8,3 tahun,” ujarnya.

Meski begitu, Hasto memastikan Indonesia masih jauh dari krisis demografi tersebut.

“Tapi saya yakin Indonesia tidak akan terjadi, masih butuh waktu 50 tahun dari sisi demografi,” ungkap Haryo.

Pos terkait