“Mereka menjadi kurang berempati, kurang prososial, lebih kompetitif. Mereka cenderung tidak mendukung kelestarian lingkungan, lebih cenderung mendukung keyakinan yang merugikan dan diskriminatif,” ujar Kasser, dikutip dari laman Wired.
Kasser tetap menyarankan untuk mewaspadai flexing karena itu bisa membahayakan kondisi psikologis. Setelah meninjau lebih dari 200 penelitian, Kasser menyampaikan efek negatif bagi orang yang mendukung materialisme.
Semakin besar dukungan seseorang terhadap konsumerisme, semakin buruk kesejahteraan mental orang tersebut.
Ciri-ciri flexing yang mengganggu
Kamu harus waspada jika sudah mulai menunjukkan ciri-ciri flexing yang mengganggu. Psikolog Indah membagikan beberapa tanda flexing yang mengganggu, sebagai berikut:
- Selalu memamerkan banyak hal, meskipun hal-hal yang tidak perlu dipamerkan
- Memaksakan diri untuk menunjukkan apa yang dimiliki walau itu di luar kemampuan diri sendiri
- Apa yang dipamerkan belum tentu benar-benar dimiliki
- Merasa terganggu jika tidak membagi atau memberi tahu orang-orang terkait apa yang dimiliki.
Nah dari penjelasan di atas, Kamu bisa cek apakah Kamu Termasuk orang Flexing Atau tidak? Seberapa dampak flexing itu bagi kamu? Semoga bermanfaat ya. (aaa/PaluEkspres)