Pembelajaran Online Untuk Kemandirian Belajar

  • Whatsapp
Melvina. Foto: Istimewa

Oleh Melvina (Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Sumatera Barat)

Covid-19 yang pernah mewabah tidak sepenuhnya memberikan dampak negatif pada masyarakat. Ada perubahan-perubahan konstruktif yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya dalam proses pembelajaran di Perguruan Tinggi. Di mana Covid-19 telah memaksa sebagian besar perguruan tinggi untuk melakukan transisi dari pengajaran tatap muka ke online. Pembelajaran yang diyakini dapat mengembangkan otonomi pembelajar (Learner Autonomy) di kelas.

Seiring dengan itu, proses revolusi industri juga membawa perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menjawab tuntutan era 4.0, maka cara mengajar perlu disesuaikan dengan sifat pembelajaran yang terus berubah. Di mana dosen tidak hanya menjalankan fungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mentor atau fasilitator. Secara khusus, Education 4.0 mengharuskan dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkan lebih banyak alat teknologi digital dalam pembelajaran.  Pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas e-learning menjadi salah satu pilihan.

Sebenarnya, pelaksanaan pembelajaran dengan online sudah ada digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jauh sebelum pandemi Covid-19. Seperti ditegaskan oleh Nadim Makarim pentingnya menerapkan pembelajaran mandiri. Melalui pembelajaran mandiri, mahasiswa dituntut untuk melek teknologi, kreatif, dan mampu melakukan inovasi yang bertujuan mempersiapkan generasi milenial masa depan untuk siap menghadapi tantangan globalisasi.

Terkait dengan hal ini, maka kemandirian pembelajar di perguruan tinggi menjadi keharusan. Melalui pembelajaran online, diharapkan mahasiswa dapat lebih mandiri daripada pembelajaran tatap muka. Karena proses pembelajaran online menggunakan internet, dan kegiatan belajar lebih sering dikerjakan secara mandiri. Konsekwensinya, mahasiswa dituntut untuk bisa mengelola pembelajarannya sendiri.  Pembelajar mandiri (autonomous learners) yang memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan pembelajaran (self-management of learning) secara mandiri, seperti menetapkan tujuan, membuat perencanaan, memonitor proses belajar, dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dosen untuk meningkatkan kemandirian pembelajar di kelas. Pertama, melibatkan peserta didik dalam proses pengambilan keputusan, memilih tujuan yang paling sesuai dengan minat dan tingkat kemahiran mereka. Kedua, menetapkan tujuan kontekstual dan jelas bagi peserta didik, dan membantu mereka untuk mengevaluasi tujuan kontekstual mereka. Ketiga, mengajarkan peserta didik untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan strategi pembelajaran yang mereka sukai. keempat, meningkatkan motivasi pembelajar secara intrinsik dan ekstrinsik. Kelima, mengadopsi teknologi yang sesuai dalam proses pengajaran dan pembelajaran.

Teknologi harus bisa dimaksimalkan sebagai alat penting dalam proses pendidikan. Teknologi dapat menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan membantu mahasiswa mendapatkan hasil yang lebih baik. Serta membantu meningkatkan kemandirian mahasiwa dalam belajar lebih baik lagi.

Pembelajaran online yang sekarang ini banyak diimplementasikan di perguruan tinggi dapat membantu mahasiswa menjadi mandiri dan bertanggung jawab dalam belajar dan menyiapkan mahasiswa mampu menjawab tantangan Education 4.0. Mahasiswa nantinya akan mampu menetapkan tujuan dan rencana belajar mereka, memilih strategi dalam belajar bahasa, mengetahui apa, kapan, mengapa, bagaimana dan dimana untuk belajar, dan mengevaluasi sendiri pembelajaran mereka. Untuk menjawab tantangan tersebut, perlu pemahaman yang jelas mengenai isu tentang bagaimana pembelajaran online dapat membantu proses kemandirian mahasiswa di kelas. 

Selain itu, pembelajaran online memberikan pengalaman baru dan menarik dalam pembelajaran bagi mahasiswanya yang beragam, memberikan kesempatan pendidikan yang inovatif bagi mahasiswa yang memiliki masalah manajemen waktu dalam strategi pembelajaran mereka, dengan kecemasan rendah, dan keberhasilan pemecahan masalah yang tinggi, mengembangkan pembelajaran metakognitif, reflektif, dan kolaboratif.

Pembelajaran online dapat menjadikan proses belajar mengajar lebih berpusat pada mahasiswa. Di mana mereka dapat belajar kapan saja, dan dimana saja, menjadwalkan atau merencanakan waktu mereka dalam menyelesaikan tugas, meningkatkan potensi belajar mereka dan mengembangkan keterampilan baru untuk masa depan. Artinya pembelajaran online memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa secara mandiri dan lebih fleksibel.

Namun, menerapkan pembelajaran online tidaklah semudah yang dipikirkan. Dibutuhkan keahlian untuk menjalankannya dengan lancar dan efektif. Karenanya, untuk melaksanakan pembelajaran online, perguruan tinggi atau universitas harus mampu menyiapkan segala yang dapat menunjang kelancaran proses belajar online.

Beberapa kendala yang sering muncul dalam pembelajaran online adalah masih adanya dosen yang masih belum paham bagaimana cara menjalankan aplikasi pembelajaran dan kurang stabilnya koneksi internet yang digunakan. Di samping itu permasalahan lainnya yang sering muncul adalah masalah instalasi, masalah audio dan video yang kurang jelas. Bahkan terkadang mahasiswa menganggap proses pembelajaran online itu membosankan dan tidak menarik. Karena mereka memiliki banyak waktu dan fleksibilitas, mereka sulit menemukan waktu untuk belajar atau menyelesaikan tugas.

Pada aspek dosen, beberapa masalah umum yang dihadapi dosen saat menggunakan pembelajaran online adalah kurangnya waktu untuk menyiapkan materi, kurangnya pengembangan profesional yang memadai terkait teknologi, fasilitas yang terbatas, dan kurangnya dukungan teknis. Selanjutnya kurangnya waktu untuk mengembangkan kemampuan mengenali dan memahami perangkat pembelajaran online adalah hambatan yang paling signifikan. Begitu juga dengan infrastruktur dan teknologi yang belum memadai.

Oleh sebab itu, pembelajaran online dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik agar dapat menjawab tantangan Industri 4.0 secara kompetitif dan inovatif. Sehingga dengan mengimplementasikan pembelajaran online ini, diharapkan mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri. Terbiasa mandiri dalam belajar, lebih menikmati pelajaran dan merasa lebih nyaman daripada saat diajarkan dengan cara tatap muka.  Semoga saja ini bisa diwujudkan. ***

Pos terkait