Ketika Reputasi Menjadi Kebutuhan (2-Habis)

  • Whatsapp
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Sulteng, Dr. Hasanuddin Atjo

Membangun Reputasi

Reputasi itu pada hakekatnya identik dengan sebuah keahlian, kemudian keahlian itu berhubungan dengan kompetensi dan karya nyata. Oleh karena itu seseorang yang memiliki reputasi pasti memiliki kompetensi dan karya nyata yang bermanfaat.

Bacaan Lainnya

Dalam mengukur kompetensi ada tiga faktor yang harus dievaluasiyaitu pengetahuan, ketrampilan dan perilaku atau attitude kerja. Dalam banyak kasus reputasi itu lebih ditentukan oleh perilaku kerja atau attitude seseorang seperti sang penjaga palang pintu Kereta Api yang dengan ikhlas, konsisten dan tanggung jawab menutup dan membuka palang pintu.

Sebaliknya petugas pemungut jasa parkir cenderung kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

Pimpinan sangat berperan dalam  mengembangkan reputasi staf yang menjadi kendalinya.Pimpinan harus mampu memetakan minat dan bakat dari stafnya.  Berdasarkan hasil pemetaan itu, maka  rekruitmen pada jabatan tertentu disesuaikan dengan minat dan bakat itu.

Selanjutnya pimpinan mengarahkan dan mendorong staf tersebut untuk mendalamidan mengasah  minat maupun bakatnya.

Dan dalam kurun waktu tertentu melalui pendampingan yang berlanjut, maka staf tersebut akan menjadi ahli dibidangnya.

Hal yang terpenting dalam membangun reputasi itu bahwa baik pimpinan maupun staf  keduanya mau berubah, “membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa”.

Mengakhiri tulisan ini maka upaya  membangun reputasi dapat dilakukan dengan lima pendekatan yaitu mengembangkan 5 Kapasitas yang disingkat menjadi 5 K (kompetensi, komitmen, konsistensi, koneksitas  dan kecepatan)dan secara paralel  melatih menerapkan budaya kerja 5 AS (cerdas, keras, mawas, tuntas dan ikhlas). Semoga.

Hasanuddin Atjo merupakan Kadis Kelautan Perikanan Sulteng

Pos terkait