SERANG, PE – Informasi hoax terkait penculikan anak yang menyebar di Banten kembali menelan korban. Setelah sebelumnya gelandangan meninggal dunia karena dihakimi massa di Kota Cilegon, kini nasib serupa menimpa seorang ibu bernama Ihat (50) di Kota Serang.
Wanita tuna wisma tersebut dihakimi massa di Kampung Nyapah, RT 05/02 Kelurahan Nyapah, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Selasa (21/3) malam.
Untung aksi brutal warga itu tak sampai membuat nyawa Ihat melayang. Meski begitu luka yang dideritanya di sekujur tubuh cukup serius.
Kapolsek Walantaka AKP Atip Ruhyaman membenarkan peristiwa tersebut. Saat ditanyai, korban mengaku berasal Leuwi Liang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Saat diamankan, korban tidak membawa identitas, tapi dari pengakuannya dia bernama Ihat asal Leuwi Liang. Kondisinya tidak terawat,” ujarnya , Rabu (22/3).
Saat ini, pihaknya tengah melakukan pemeriksaan pemicu terjadinya pengeroyakan terhadap Ihat yang dicurigai sebagai penculik anak.
“Penyelidikan tetap berjalan dan kami sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi-saksi di TKP (tempat kejadian perkara),” katanya.
Menurutnya, kasus pengeroyokan dengan isu penculikan anak di wilayah hukumnya sudah terjadi dua kali. Sebelum kasus Ihat, kejadian serupa terjadi sekitar dua pekan lalu namun tidak terbukti sebagai penculik anak sehingga dikirim ke Dinsos Provinsi Banten.
“Dengan yang sekarang berarti sudah dua kali kejadian, kejadian pertama itu sekitar dua pekan lalu. Kasusnya sama, wanita paruh baya berpenampilan mirip gelandangan dikira penculik anak dan dihakimi massa di Kampung Tanjak, Kelurahan Pabuaran, Kecamatam Walantaka,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Atip menghimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh isu-isu penculikan anak. Jika terdapat orang-orang yang mencurigakan, masyarakat diharapkan untuk melaporkan hal itu ke pihak keamanan terdekat baik Polsek ataupun Polres.
“Sampai sekarang belum ada kejadian penculikan anak baik di tingkat Polsek, Polres Serang Kota, dan Polda Banten,” tuturnya.
Terpisah, Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin meminta, kepada warga untuk tidak begitu saja menelan mentah-mentah informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Sebaiknya lapor, jangan termakan isu yang belum jelas kebenarannya,” pungkasnya