Penumpang yang membawa barang itulah yang menjadi sumber pendapatan Manuel dan sejumlah kawannya yang mengais rezeki di daerah perbatasan.
Mereka tak harus membawa paspor karena sudah dikenal sebagai pekerja di kawasan itu.
Selain barang bawaan, Manuel akan mengantar pekerja asal Belu yang mau pulang kampung dengan menggunakan sepeda motor dari Timor Leste.
Sebab, pelintas batas tidak boleh membawa masuk sepeda motor dari Timor Leste ke wilayah Indonesia atau sebaliknya.
Maka, baik di Batugade maupun di Motain, banyak juga rumah yang menyediakan jasa penitipan sepeda motor untuk para pelintas batas. Ongkosnya USD 5 untuk waktu titip 2–3 hari.
Tenaga angkut barang dan ojek menjadi pilihan bagi pelintas batas yang ingin menyeberang ke Indonesia maupun ke negara yang dulu jadi bagian dari NKRI itu.
Kendaraan umum dari Timor Leste yang akan masuk Indonesia dikenai biaya USD 35. Sama dengan biaya visa on arrival Timor.
Sementara itu, kendaraan pemerintah hanya dikenai USD 20. Tapi masih ditambah biaya operasi yang dikeluarkan kepolisian perbatasan.
(Fajar/PE)