Palu, PaluEkspres.com – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melaksanakan Diskusi Kelompok Terarah atau Fokus Group Discussion (FGD) bersama Tim Pendamping RPJPD Pemerintah Provinsi Sulteng, Kamis (2/4/2024).
Diskusi yang dipimpin langsung Kepala Dinas, Nelson Metubun itu bertujuan untuk menyusun rencana program dan kegiatan sektor pertanian sebagai proyeksi RPJPD Tahun 2025-2045.
Dalam RPJPD sebagai dokumen perencanaan dan capaian sektor pertanian itu, memuat arah kebijakan dan strategi guna mewujudkan proyeksi sektor pertanian di Sulawesi Tengah.
“Arah capaian sektor Pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani sekaligus meningkatkan kapasitas produksi tanaman pangan dan hortikultura,” kata Nelson.
Lanjut Nelson mengatakan, dalam diskusi juga membahas penguatan peran UPT sebagai lembaga teknis yang melakukan pendampingan kepada petani untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi, sehingga berimplikasi pada kesejahteraan petani.
Dalam kesempatan tersebut, Nelson melaporkan pula hasil awal kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) yang dilaksanakan untuk kegiatan Pemberdayaan Petani Miskin Ekstrim (P3KE) di beberapa kabupaten, memperlihatkan pengaruh positif terhadap kenaikan pendapatan bagi petani sebagai sasaran penerima.
Selain memberikan evaluasi, Tim Pendamping Pemprov Sulteng yang dipimpin Arifuddin Bidin, turut menyampaikan apresiasi terhadap hasil pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Dinas TPH.
Sementara itu, berdasarkan rilis berita BPS Provinsi Sulawesi Tengah Periode April 2024 pada sektor TPH menunjukkan angka keberhasilan sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk Nilai Tukar Petani (NTP) naik menjadi 3,20 persen dari yang semula sebesar 119,13 persen menjadi 122,94 persen. Sedangkan untuk Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) mengalami kenaikan ke angka 3,59 persen dari semula sebesar 120,60 persen menjadi 124,93 persen.
Adapun sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan pada laporan periode ini, diakibatkan situasi iklim yang berubah-ubah (unpredictible). Selain faktor cuaca, kekurangan pupuk pada pertanaman awal tahun dan serangan hama penyakit pada beberapa sentra juga turut mempengaruhi.