Wahai saudaraku seiman, di saat kesibukan kita dalam menjalani kehidupan dunia ini, terkadang kita lupa dengan sebuah kematian yang akan memberikan nasehat kepada kita. Itulah sebabnya untuk menjadikan kematian sebagai nasehat, setidaknya ada beberapa hal yang harus kita renungkan dalam hidup ini, yaitu:
“Bahwa kematian itu untuk seluruh mahluk’ di manapun dan bagaimanapun keadaannya, setiap insan pasti akan mengalami kematian, tidak terkecuali bagi mereka yang kuat, kaya, para pejabat, presiden bahkan malaikatpun akan mengalami kematian.
Artinya :“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”.
Mati tidak memberikan batas waktu, tidak berpihak dan tidak memberikan peluang sedikitpun untuk bisa ditoleransi. Jika janji itu sudah tiba, maka kematian tidak bisa dimundurkan atau dimajukan walau sedetik saja.
Artinya : “Di mana pun kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (Surat An Nisa’: 78)
Secara sunnatullah, jika seseorang sudah mati dan telah meninggalkan alam dunia ini untuk selamanya, maka orang tersebut tidak dapat kembali hidup di dunia lagi. Maka dari itu, sebelum kematian itu datang, jadikanlah kematian itu sebagai bahan renungan dan pelajaran bagi kita selagi kita masih hidup di dunia ini. Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka kematian yang dia alami tidak selesai pada proses kematian itu saja. Akan tetapi secara hakiki, kematian yang dialami setiap manusia adalah awal baru untuk kehidupan di akhirat, di mana setiap manusia akan dimintai pertanggungjawabannya atas kehidupan yang telah diberikan Allah SWT kepadanya. Sebab Allah swt menciptakan kita manusia.
Mengingat mati tentunya akan secara langsung menasehati kita untuk tidak berbuat dosa dan maksiat. Sebab, jika dosa dan perbuatan maksiat itu terus dilakukan dan pada akhirnya kematian itu datang, maka hal itulah yang akan menjadi penyebab kita mendapat siksaan yang amat sangat pedih.
Intinya adalah dengan mengingat kematian dan menjadikannya nasehat diri adalah amal yang patut untuk dilaksanakan. Dengan mengingat mati kita akan menjadi tahu jika kesempatan untuk hidup kembali ke dunia ini tidak akan ada lagi. Kita juga akan sadar bahwa jika kematian itu telah tiba, maka tidak ada lagi penyesalan. Maka tanamkan pada diri kita untuk mensyukuri kesempatan yang ada selagi sehat, ambilah kesempatan itu untuk berbuat kabaikan.
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad)