Pantarlih Temui Sejumlah Kendala Saat Proses Coklit di Parigi Moutong

  • Whatsapp
Divisi Redatin KPU Parigi Moutong, I Made Koto Parianto.(Foto - Aswadin/Palu Ekspres).

Parigi Moutong, PaluEkspres.com – Proses pencocokan dan penelitian (Coklit) data pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami sejumlah kendala.

“Secara umum untuk kegiatan Coklit ini berjalan lancar secara manual, dan masuk di rekap sudah 92 persen. Namun, kendala kita adalah, di Handphone para Pantarlih yang tidak mendukung,” kata Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Parimo, I Made Koto Parianto, di Parigi, Jumat (12/7/2024).

Bacaan Lainnya

Ia mengaku, pihaknya banyak menemukan kendala di lapangan, termasuk masalah jaringan, E – Coklit, dan lainya. Data yang digunakan bersumber dari Dinas Dukcapil yang disinkronisasikan dengan DPT terakhir.

“Berdasarkan itu ada beberapa kecamatan mengeluhkan bahwa banyak data DP4 yang muncul dari Kemendagri, misalnya data yang meninggal dunia masih ada dan belum sempat dihapus oleh Dukcapil,” terangnya.

Sehingga, terlaporkan masih hidup, dan menjadi kendala saat ini. Selain itu, ada pula beberapa desa pemekaran yang administrasi kependudukanya masih tercatat di desa induk.

“Dan tindaklanjut yang kita lakukan adalah, turun di desa terdampak bencana banjir serta desa pemekaran, dan berkoordinasi dengan pemerintah desa agar bisa memfasilitasi terkait adminduk warganya.” ungkapnya.

Sekaitan hal ini, ia mengaku ada sejumlah masyarakat yang menolak untuk dilakukan Coklit. Sehingga, para petugas Coklit menyampaikan kepada pimpinan apa solusi yang harus dilakukan.

“Sehingga, saya sampaikan jika ada persoalan seperti itu kalian harus segera koordinasikan ke pemerintah desa. Jika tidak ada solusinya buatkan saja surat pernyataan bahwa yang bersangkutan tidak bersedia di Coklut,” tegasnya.

Ia berharap, kepada masyarakat di daerah itu untuk tertib administrasi kependudukan. Supaya, data yang dilahirkan betul-betul valid.

“Jadi terkait hal ini kami selalu melakukan monitoring untuk mastikan perkembangan hasil Coklit. Dalam sebulan kami melakukan 4 kali melakukan supervisi menganai data hasil Coklit,” ujarnya. (asw/paluekspres)

Pos terkait