Kendari, PaluEkspres.com – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Arif Latjuba membahas pemanfaatan Fishing Ground Potensial WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo) dan WPP 715 (Teluk Tomini).
Wilayah Sulawesi Tengah di dua WPP tersebut, terdapat beberapa kabupaten yang melakukan operasional penangkapan ikan maupun usaha budidaya dan pemanfaatan lahan pesisirnya. Di antaranya, Kabupaten Morowali, Morowali Utara, serta Banggai bersaudara yang terdiri Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut.
“Pemanfaatan ruang perairan laut tidak lepas dari konflik konflik pemanfaatan, untuk itu perlu bekerjasama dalam hal pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan,” kata Kepala DKP Sulteng Arif Latjuba saat berkunjung di berkunjung di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari di Teluk Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kunjungan yang berlangsung, Kamis – Ahad (8-11/8/2024), dipimpin langsung Kepala DKP Sulteng Moh. Arif Latjuba dan diterima langsung Kepala PPS Kendari Syahril Abd.Raup, ST, M.Si., dan Kadis DKP Provinsi Sulawesi Tenggara, La Ode Kardini, SE, M.Si., yang diwakili oleh Pejabat Fungsional, Femmy, A.Pi.
Sedangkan Kepala DKP Sulteng Arif Latjuba didampingi Kepala UPTD PP dan KKP3K Wilayah II, Iffat, S.Pi, MT., Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut, Abd.Rasyid, A.Pi, M.Si., Kepala Seksi Kepelabuhanan sekaligus Pengawas Perikanan., Suardin, S.Pi.
Arif Latjuba menambahkan, seiring dengan adanya aktifitas tambang di Morowali, tentunya berdampak pada peningkatan permintaan kebutuhan protein sumber ikan, udang dan lain lain.
“Dapat saya katakan bahwa ikannya Sulawesi Tengah ini sering sekali berwisata, contohnya nelayan menjual ke Kendari kemudian masuk pada penampung besar atau Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Kendari, kemudian di-packaging dengan baik dan dijual kembali di perusahaan perusahaan tambang di Morowali,” ujarnya.
Selain itu, aktifitas yang mulai berlangsung di IKN di Kalimantan sangat membuka pasar komoditi perikanan, sekaligus menjadi tantangan dalam hal optimalisasi produksi hasil perikanan budidaya dan tangkap di Sulawesi Tengah. Karena keterbatasan suplay BBM untuk nelayan, pabrik es yang belum semuanya tersedia pada sentra sentra produksi nelayan, serta ketersedian listrik untuk peningkatan usaha tangkap maupun budidaya. (bid/paluekspres)