PALUEKSPRES.COM, PALU – Nama Anwar Hafid semakin diperhitungkan sebagai calon kuat Gubernur Sulawesi Tengah periode 2024-2029. Sosok kelahiran Wosu, Morowali, pada 14 Agustus 1969 ini memiliki rekam jejak panjang di dunia pemerintahan dan politik, dengan sederet prestasi yang tidak diragukan.
Karirnya di birokrasi dimulai sebagai Kepala Desa Bastem, Luwu, Sulawesi Selatan selama lima tahun. Setelah itu, ia menjadi Sekretaris Camat (Sekcam) selama satu tahun dan Camat selama lima tahun, sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala Bagian Pemerintahan. Pengalaman ini menjadi landasan kuat bagi Anwar untuk naik ke posisi yang lebih tinggi dalam pemerintahan.
Pada 2007, Anwar Hafid terjun ke dunia politik lokal dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Morowali. Bersama wakilnya, Sumisi Umi Marundu, Anwar terpilih sebagai Bupati Morowali periode 2007-2012. Kepemimpinannya selama lima tahun berhasil membawa Morowali menuju kemajuan, termasuk meletakkan fondasi pemerintahan yang kuat serta pembangunan berkelanjutan.
Tak heran jika Anwar terpilih kembali untuk periode kedua pada 2012-2018. Selama dua periode kepemimpinannya, ia menjadi tokoh yang disegani di Sulawesi Tengah, bukan hanya di bidang pemerintahan tetapi juga politik.
Sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah, ia semakin memantapkan kiprahnya. Setelah menyelesaikan dua periode sebagai Bupati, Anwar Hafid terpilih sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat dan menjadi anggota Komisi V. Selama menjabat di DPR, ia menerima berbagai penghargaan, termasuk “Top Legislator Populer 2024-2029”, “Best Freedom of Speech 2021”, dan “Top Legislator Awards 2022”.
Program Kerja Nyata dan Penghargaan
Keberhasilan Anwar Hafid selama memimpin Morowali juga diakui secara nasional. Beberapa capaian pentingnya antara lain meningkatkan jumlah mahasiswa di Morowali dari 700 menjadi lebih dari 3.400 orang, serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Morowali dari 65,2 persen pada 2007 menjadi 70,3 persen pada 2018.
Dalam bidang kesejahteraan masyarakat, Anwar berhasil meningkatkan kualitas kesehatan dengan capaian 75 persen antara 2007 hingga 2017. Ia juga menjadi pionir dalam pembangunan infrastruktur dengan membangun jembatan antar-pulau, bandara udara, pelabuhan laut berkapasitas 100 ton, dan jalan aspal sepanjang 1.000 kilometer untuk mendukung komoditas pertanian.