Menurut Saiful, upaya semacam ini menjadi satu episode terburuk dalam tahapan proses pemilihan pemimpin di Sulsel karena sudah menabrak batas etika bahkan menebar kebohongan.
“Mengapa saya bilang begitu, karena tampilan hasil ini adalah hasil survei Indikator untuk basis pemilih di Makassar. Namun dimanipulasi seolah-olah ini adalah hasil survei Indikator untuk Sulsel.
“Sulit membayangkan bila kelak kita dipimpin oleh sosok dengan karakter seperti itu,” pungkasnya.
Sebagai informasi, survei nasional yang Indikator milik Prof. Burhanuddin Muhtadi MA Ph.D, merilis survei terbarunya terkait Pemilihan Gubernur (Pilgug) Sulawesi Selatan (Sulsel). Hasilnya, elektabilitas pasangan calon (paslon) Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) unggul sangat jauh dari paslon Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA).
Laporan lembaga survei nasional yang menempati peringkat teratas dalam kredibilitasnya ini, paslon Andi Sudirman-Fatma jauh melejit dengan capaian elektabilitas 63,1 persen. Paslon Danny Pomanto-Azhar Arsyad jauh tertinggal dan hanya memperoleh elektabilitas 17, 9 persen. Responden yang belum menentukan pilihan sebesar 18,9 persen. Sedangkan yang menyatakan diri golput atau tidak memilih sebesar 0,2 persen. (*)