PALU EKSPRES, BANDUNG – Pilkada DKI Jakarta menjadi satu bentuk implementasi sistem demokrasi yang cukup menyita perhatian. Pro kontra bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat Jakarta. Bahkan partisipasi warga di luar Jakarta pun mencuat menjelang hari pencoblosan besok, Rabu 19 April 2017. Mereka ingin datang langsung memantau proses demokrasi yang bakal berlangsung di ibu kota.
Sampai-sampai, Kapolda Jabar mengeluarkan maklumat bahwa warga Jabar dilarang ke Jakarta terkait Pilkada DKI. Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan langkah santri Ciamis. Mereka tetap berangkat ke Jakarta menjelang pencoblosan di Jakarta.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) Ustad Deden Badrul Kamal alias Mama Golangsing menjelaskan kaum muslim dari Ciamis sudah diberangkatkan ke Jakarta Senin (17/4) pukul 08.00. Ada juga yang akan ke Jakarta dengan berjalan kaki.
“Namun yang jelas berangkatnya masing-masing menggunakan kendaraan, baik bus atau yang lainnya,” singkat Ustad Deden saat dihubungi Radar Bandung Senin (17/4).
Berapa banyak yang berangkat? Ustad Deden Badrul Kamal tidak menyebutkan angka pastinya. Namun, Mama Golangsing menjelaskan bahwa keberangkatan mereka ke Jakarta terkait kasus Ahok.
Terpisah, Paur Humas Polres Ciamis Iptu Iis Yeni Idaningsih menjelaskan, Selasa pagi (18/4) di Alun-Alun Ciamis dilaksanakan apel gabungan penyampaian maklumat bersama tentang larangan melaksanakan mobilisasi massa yang dapat mengintimidasi secara fisik maupun psikis pada tahap pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Itu demi menciptakan situasi aman dan kondusif menjelang, saat, dan pasca tahap pemungutan suara Pilkada di Jakarta putaran kedua.
“Karena kita ketahui dapat membuat situasi kamtibmas di Jakarta kurang kondusif dan masyarakat dapat merasa terintimidasi baik secara fisik maupun psikologisnya,” ujar Iis.
(isr/yuz/JPG)