PALU EKSPRES, JAKARTA – Anies Bawedan dan Sandiaga Uno tinggal selangkah lagi dinobatkan sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Perolehan suara mereka dari hitung cepat cukup tinggi dibandingkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Jika hasilnya sama dengan hitung manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI, artinya, akan ada peralihan pemerintahan dengan penyegaran sosok baru.
Lantas bagaimana pemerintahan di tangan Anies-Sandi nanti? Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran Idil Akbar memperkirakan tidak akan ada yang terlalu istimewa dari pemerintahan Anies-Sandi nantinya. Semuanya berjalan seperti sebelumnya, termasuk program-program yang sudah dijanjikan kepada masyarakat Jakarta.
Hanya saja, menurutnya Anies-Sandi harus segera bekerja cepat guna menuntaskan segala permasalahan di Jakarta.
Terutama, di bulan-bulan pertama menjabat sebagai DKI-1. Tentu mereka harus mencari pola yang tepat, efektif, dan efisien terlebih dahulu. Sebab masyarakat Jakarta sudah meletakkan indikator kinerja pemerintahan dengan melihatnya pada kepemimpinan sebelumnya yang dipimpin oleh Ahok-Djarot.
“Artinya masyarakat Jakarta tak ingin pemerintahan yang dijalankan Anies-Sandi nanti tidak lebih baik dari Ahok-Djarot,” ujarnya saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (19/4).
Terkait dinamika politik yang pasti berpengaruh terhadap pengambilan keputusan di pemerintahan Anies-Sandi, menurutnya akan ada pertentangan. Namun itu bisa dikendalikan melalui lobi-lobi, deal dan bahkan transaksi.
“Sejauh ini parpol di Indonesia lebih menunjukkan kecairannya dan kepragmatisannya ketimbang ideologis dan solid,” tegas Idil.
Terpisah, pengamat tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menyebut, kebijakan yang sudah berjalan baik di era pemerintahan sebelumnya dan berimplikasi positif kepada maayarakat, harus dipertahankan. Termasuk memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) lima tahun ke depan yang telah dibuat berdasarkan Musrembang dan meminta masukan teknokrat.