PALU EKSPRES, WASHINGTON – Pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) telah 90 hari berlalu. Artinya, Federal Election Commission (Komisi Pemilihan Federal) alias FEC sudah boleh merilis fakta di balik hari istimewa taipan 70 tahun tersebut.
Termasuk memublikasikan nama-nama donatur yang ikut menyokong upacara pelantikan dan pesta perayaan sesudahnya.
Di antara daftar donatur yang terdiri atas individu dan kelompok atau perusahaan itu, tertulis nama Citgo Petroleum. Perusahaan minyak yang berkantor pusat di Kota Houston, Harris County, Negara Bagian Texas, tersebut merupakan cabang Petroleos de Venezuela S.A. (PDVSA).
Yakni, perusahaan minyak milik pemerintah Venezuela. Januari lalu Citgo menyumbang USD 500 ribu (sekitar Rp 6,6 miliar) untuk Trump.
”Sumbangan itu diberikan pada Desember lalu,” terang sumber New York Times pada Rabu waktu setempat (19/4). Jika itu benar, berarti Citgo mengalirkan dana besar tersebut saat PDVSA berjuang keras menstabilkan kondisi finansialnya.
Sebab, saat itu Presiden Venezuela Nicolas Maduro fokus pada pengadaan pangan dan sandang bagi rakyat. Maka, pemerintah menghentikan subsidi untuk perusahaan-perusahaan milik negara.
Mendengar laporan bahwa Citgo ikut membiayai pesta pelantikan Trump pada 20 Januari, Caracas jelas geram. Tetapi, Venezuela tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, jika dibandingkan dengan nilai sumbangan donatur-donatur yang lain, kontribusi Citgo tidaklah besar.