Begini Hitung-hitungan Prospek Industri Budidaya Bandeng di Sulteng

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Prospek industri budidaya bandeng  di Indonesia sangat menjanjikan. Pasar ekspor bandeng semakin terbuka terutama ke negara middle east, yakni Arab Saudi, Yaman dan Kuwait. Begitu juga pasar ekspor sangat terbuka ke Negara Rusia, Malaysia, Belanda serta Inggris.

Hal itu dikatakan  Dr Hasanuddin Atjo ketika tampil sebagai pembicara pada rapat kerja Nnasional (Rekernas) MAI, Sabtu 22 April 2017, di Bogor, Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

Menurut Atjo panggilan akrabnya, prospek industri bandeng ini sangat cerah, selain terbukanya pasar ekspor, juga karena Indonesia merupakan penghasil nener terbesar dunia. Contohnya, dari hatchery Bali dan sekitarnya, dapat memproduksi 20 juta ekor per hari.

“Permintaan bandeng segar mulai meningkat, tetapi masih sulit dipenuhi karena prasyarat ukuran di bawah 500 gr, tidak berbau lumpur dan sisik utuh,”  ujar Hasanuddin Atjo yang juga Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan (DKP) Sulteng.

Atjo melanjutkan, seiring prospek pasar ekspor yang semakin terbuka tersebut, baru-baru ini  Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah mulai 2016 melakukan terobosan baru dengan melakukan uji coba pembudidayaan ikan bandeng dalam keramba di bawah kolong dermaga Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Labuan Batu, Kabupaten Donggala.

Program ini adalah yang pertama di Indonesia sebagai impelementasi pengelolaan pelabuhan perikanan dengan konsep ‘ecoport fisheries’ atau pengelolaan yang ramah lingkungan.

Ia menjelaskan untuk kepentingan uji coba itu, DKP Sulteng membangun dua keramba kayu berukuran 8 x 16 x 1 meter di PPI Donggala dan sebelum 31 Desember 2015, keramba itu sudah  diturunkan ke bawah dermaga.

Pihaknya kata Atjo, membangun dua keramba masing-masing berukuran 8×16 meter di PPI Donggala yang ditebari 30.000 ekor benih bandeng tiap keramba. Masa budidaya berlangsung selama empat bulan dan pertumbuhannya 30 persen lebih cepat dari ikan di tambak.

Untuk mengetahui kadar zat kimia pada hasil budidaya bandeng di sekitar pelabuhan PPI Donggala, DKP Sulteng bekerjasama dengan pihak terkait telah melakukan analisis logam berat dan protein yang terkandung pada bandeng hasil budidaya tersebut.

Pos terkait