PALU EKSPRES, PE – Sekitar 1.500 mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) angkatan 2010, akan dikeluarkan (Drop Out) akibat tidak mampu menyelesaikan studi. Rektor Untad Prof. Dr. H. Muh. Basir Cyio menegaskan, para mahasiswa yang akan dikeluarkan tersebut, merupakan mahasiswa yang sudah tidak dapat dipacu lagi akademiknya.
“Tanggal 15 (Agustus 2017) nanti, kemungkinan besar kurang lebih 1.500-an mahasiswa, harus meninggalkan Untad karena tidak bisa ‘diselamatkan’,” ujar Rektor, akhir pekan lalu.
Mahasiswa tersebut, rata-rata baru menyelesaikan Satuan Kredit Semester (SKS) di bawah 50. Sedangkan untuk persyaratan sarjana (S1) rata-rata membutuhkan SKS di atas 100.
Sedangkan bagi mahasiswa angkatan 2010 yang telah menyelesaikan SKS di atas 50, pihak kampus telah berupaya sekuat tenaga untuk mendorong mahasiswa tersebut menyelesaikan akademiknya, salah satunya melalui perpanjangan masa studi hingga dua bulan dan satu setengah bulan.
“Jumlahnya sekitar 2500-an, tapi setelah kita perpanjang dan kita pacu, ada sekitar setengahnya yang bisa, dan sisanya sekitar 1500 itu yang tidak bisa lagi. Ada mahasiswa yang memiliki SKS baru 30-an, padahal posisinya sudah 14 semester, jadi mau bagaimana lagi,” lanjut Rektor.
Rektor juga mengungkapkan, mahasiswa yang akan dikeluarkan, sebagian besar adalah mereka yang “terjebak” dalam lembaga kemahasiswaan tetapi di sisi akademik lemah. Meskipun, ada pula sebagian kecil yang dikeluarkan karena alasan non-akademik.
“Bahwa yang akan DO tanggal 15 ini, setelah kami melakukan perpanjangan, selama dua bulan satu setengah bulan bagi angkatan 2010, 90 persen merupakan yang aktif di lembaga kemahasiswaan. Umumnya adalah, mereka-mereka yang aktif di organisasi sudah 7 tahun, tapi IP-nya satu koma sekian, dan SKS-nya kurang dari 50,” jelasnya.
Olehnya, Rektor menegaskan bahwa ke depan, untuk mencegah terulangnya hal tersebut, mulai tahun 2018 mendatang pihaknya akan mendorong persyaratan, bagi mahasiswa yang ingin aktif dan menjadi pimpinan di lembaga-lembaga kemahasiswaan, harus juga memiliki potensi akademik yang baik.
“Kalau IP hanya 1,2, jangan memang bermimpi jadi pengurus lembaga di tahun 2018,” tegasnya lagi.