Skenario Saracen dan Umat Islam

  • Whatsapp

PERTAMA sekali membaca berita-berita seputar Saracen seolah kembali ke sejarah Islam. Saracen merupakan sebutan bagi umat Islam yang dianggap mengganggu umat lain. Menuliskan ini penuh kewaspadaan karena tuduhan sebagai anggota saracen sangat mudah.

Oleh: Don Zakiyamani
Ketua Umum Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI)

Bacaan Lainnya

Siapa pun bisa menjadi tersangka karena dinyatakan terlibat kelompok saracen. Digital war memang perlu digital forensik dan bukti bisa dengan dimanipulatif. Bila anda pernah menonton film serial killer Dexter misalnya. Peran utama dalam film itu merupakan seorang ahli darah untuk kepolisian, seorang patologi.

Keahlian Dexter membaca darah di TKP atas kasus pembunuhan. Dia harus menemukan sebab kematian, apakah alamiah, bunuh diri, dibunuh, kecelakaan atau tidak jelas. Namun Dexter sering sekali menyembunyikan fakta kepada teman-temannya. Keahliannya digunakan untuk membunuh para pembunuh yang cenderung lepas dari “tangan” hukum.

Keahlian membuat TKP (Tempat Kejadian Perkara) tanpa jejak, tanpa DNA bahkan bila nyaris dicurigai akan mampu dialihkan pada orang lain yang kemudian dijadikan tersangka walaupun tersangka itu sebenarnya sudah dibunuhnya. Kecerdasan yang membuatnya bebas dari segala tuntutan hukum.

Kasus saracen yang merupakan jaringan mafia digital akan sulit diketahui kebenarannya. Siapapun pelaku utamanya, tentu dia telah sadar bahwa hari ini pasti datang, tidak ada kejahatan yang sempurna. Lalu begitu mudahkah kepolisian memberangus saracen family.

Saya percaya bahwa saat ini para tokoh utama saracen telah menemukan solusi. Mereka dengan segala cara akan memberikan “hadiah” tersangka kepada pihak-pihak yang dianggap logis menjadi tersangka. Tokoh politik yang dianggap kritis terhadap pemerintah, aktivis agama, adalah salah satu target potensial.

Saracen dengan kemampuan digitalnya akan menjadikan situasi ini sebagai keuntungan. Riuhnya pemberitaan memudahkan bagi saracen untuk melakukan langkah antisipatif. Saat ini bisa jadi mereka telah menguasai beberapa akun sosmed dan website.

Kemampuan digital saracen bahkan mampu memanipulasi banyak hal. Selain berita hoax yang sering disebarkan, mereka pasti mampu melakukan operasi senyap. Operasi yang berujung pada penuduhan terhadap umat Islam. Setidaknya sejarah saracen menyebutkan Islam dengan konotasi negatif.

Pos terkait