PALU EKSPRES, JAKARTA – Isu Kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI), ramai dibicarakan warga net. Terlebih lagi kegiatan yang dilakukan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI) beberapa hari kemarin, dituding sebagai kegiatan yang bernuansa komunis.
Kagiatan Seminar yang mengangkat tema Pengungkapan Kebenaran Sejarah 1965/66 tersebut, mendapar reaksi keras dari Masyarakata dengan digelarnya demo tuntut pembubaran kagiatan itu, di Kantor YLBHI yang terletak di Jalan Dipenogoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Tak hanya aksi demo, sejumlah stigma negatif juga bermunculan di sosial media mengenai isu PKI di kantor advokat pembela hak asasi manusia (HAM) tersebut.
“Anak-anak PKI yang berkumpul di YLBHI adalah para dedengkot gerakan hidupkan PKI, bakar mereka hidup-hidup mereka komunis,” cuitan @plato_id di sosial media twitter, Jakarta, Senin (18/9).
Cuitan tersebut berasal dari sosial media Twitter, dengan nama inisial Intelektual Jadul atau @plato_id. Banyak dari status postingannya tersebut membuat opini terkait YLBHI saat ini sebagai sarang komunis.
Mendengar hal itu, Polda Metro Jaya akan menindaklanjuti hal itu karena terkait unsur yang ujaran kebencian di sosial media. “Iya bagian dari penyelidikan kepolisian,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (18/9).
Menurut Argo, hal itu akan ditindaklanjuti dan menjadi bagian penyelidikan dari kepolisian.
Terkait hak tersebut, Ketua Umum YLBHI, Asfinawati mengatakan kabar adanya agenda PKI di kantor YLBHI merupakan kabar tidak benar atau berita bohong (hoax).
“Jelas hoaks atau berita-berita bohong telah disiarkan, propaganda tuduhan yang mengada-ada telah diviralkan,” tegas Asfina.
LBH-YLBHI juga mengklaim telah berulang kali menjelaskan, tidak ada acara terkait PKI. Mereka menyatakan, sudah memberikan penjelasan kepada aparat kepolisian mulai dari Kapolsek Menteng, Kapolres Jakarta Pusat, Kabaintelkam Mabes Polri, juga Kapolda Metro Jaya.
“Sudah bermediasi sebelumnya dengan aparat keamanan, tetapi kabar adanya isu agenda PKI itu hoax,” tandas Asfina.
(cr5/JPC)