Kalau kita cermat perhatikan, yang selalu dipersoalkan adalah hanya soal peristiwa korban-korban para anggota komunis akibat pemberontakan gagal di tahun 1965. Padahal sejumlah peristiwa getir dan kelam pernah di lakukan oleh PKI ketika negeri ini baru seumuran jagung, sepertinya tenggelam dalam sejarah republik ini.
Termasuk mereka cerdas menenggelamkan catatan yang ada dalam buku-buku sejarah untuk anak didik kita sekarang.
Mereka juga punya kemampuan merekayasa setting sejarah hingga dikesankan jika mereka itu adalah sosok sang humanis yang tangannya tak pernah berlumuran darah, apalagi melakukan penindasan terhadap rakyat Indonesia.
Masalahnya, kenapa isu-isu komunisme itu tak pernah tenggelam dalam garasi ingatan kita. Bahkan soal komunime itu seakan sosok hantu yang siap memangsa kita. Padahal sejumlah negara beraliran komunis – kecuali Korea Utara – telah memasuki fase sunset idiologi komunism.
Manuver-manuver yang dilakukan oleh segelintir kecil kaum ideologi kiri itu, mestinya tak perlu respon berlebihan, biarkan mereka tenggelam dalam arus deras sejarah. Kecuali jika ada pihak yang sengaja mewacanakan isu-isu komunime agar ia laku dalam pasar berita. Padahal mereka yang masih beraliran kiri itu, seperti ungkap Gus Dur, adalah segelintir orang yang berpenyakit kiri kekanak-kanakan.
***