PALU EKSPRES, PALU – Makanan khas tradisional Kota Palu, kaledo, resmi ditetapkan sebagai warisan budaya nusantara Indonesia. Makanan berbahan dasar tulang sapi dan kerbau ini terpilih dari 32 daftar seni, budaya, alam yang diusulkan sebagai warisan budaya nusantara dari Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Selain kaledo, budaya asal Kota Palu lainnya yang ditetapkan adalah alat musik tradisional, kakula. Demikian Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) RI, Nadjamudin Ramly kepada wartawan, Senin (25/9).
“Tahun ini (2017) dari Palu Sulteng kita tetapkan dua dari 32 daftar usulan,” ungkap Ramly, di lokasi Pekan Budaya Indonesia (PBI) ke 2, Palu Sulteng. Selanjutnya jelas Ramly, pihaknya berencana mengusulkan kedua warisan budaya asal Kota Palu itu ke UNESCO untuk ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.
Pria kelahiran Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong ini menjelaskan, makanan tradisional kaledo ditetapkan salahtunya karena proses pembuatannya yang unik. Yaitu perebusan tulang dilakukan selama 12 jam dengan campuran asam.
“Ternyata itu dilakukan untuk meresapkan asam ke dalam daging dan tulang,”jelasnya. Sejauh ini terangnya, sudah terdapat sembilan jenis warisan budaya Indonesia yang ditetapkan menjadi warisan budaya dunia. Tahun ini pihaknya sudah mengusulkan lagi budaya kapal pinisi dari Bulukumba Sulsel kepada UNESCO untuk menjadi nominasi warisan budaya dunia.
“Sedangkan untuk 2018, kami akan mengajukan seni pantun bersama dengan pantun dari Negara Malaysia,”terang alumni SMA 2 Palu ini. Menurutnya, sepanjang tahun 2017 pemerintah sedikitnya juga telah menetapkan 494 karya budaya tari-tarian nusantara menjadi warisan budaya Indonesia. “Warisan budaya itu dua jenis, ada yang benda adapula yang tidak benda,”urainya.
Pada bagian lain, Ramli menyebut, saat ini pihaknya tengah mendorong penguatan diplomasi budaya Indonesia ke negara-negara Eropa dan Amerika. Program itu digenjot sebagai upaya promotif akan kekayaan warisan budaya di Indonesia.
“Karena ini merupakan bagian dari pembangunan melalui pendekatan kebudayaan,”tuturnya. Sementara untuk level daerah, Kemendikbud lanjutnya juga sedang menggenjot upaya pengembangan kebudayaan daerah melalui kegiatan-kegiatan lokal.