Kakanwil Kemenag Dorong Ponpes Terus Lahirkan Kader Bangsa

  • Whatsapp

Kegiatan MQK kata Abdullah, dapat menjadi salah satu jawaban atas tantangan tersebut. Melalui kegiatan ini, menunjukkan bahwa ponpes tidak kehilangan auranya, dalam pengkajian dan pengakraban ilmu-ilmu agama, yang terkandung dalam kitab kuning oleh para santri.

“Para santri inilah, yg akan jadi pewaris para Ulama. Dan Ulama merupakan pewaris Nabi,” imbuhnya.

Bacaan Lainnya

Selain kedua tantangan di atas, tantangan lainnya disebutkan Abdullah, adalah arus modernitas global yang saat ini terjadi sangat cepat. Untuk menghadapinya, ponpes dituntut untuk mampu mengadaptasi perubahan zaman, di samping memertahankan tradisi membaca kitab kuning.

“Yang perlu dikuatkan ke depannya, adalah bagaimana ponpes dapat mengembangkan kehidupan modern, tapi tidak meninggalkan fungsi-fungsi tafaqquh fid-din. Santri tidak boleh meninggalkan pola pikir modern, walaupun pakai sarung tradisional, tapi otaknya penuh ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki pemikiran yang moderat dan bijaksana,” ujarnya lagi.

Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kemenag Sulteng, H. Kiflin Padjala menjelaskan, MQK tingkat Provinsi Sulteng yang dilaksanakan hingga 28 September 2017, merupakan seleksi untuk mengikuti MQK tingkat Nasional, yang akan diselenggarakan di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, pada 29 November hingga 7 Desember 2017 mendatang.

Kegiatan MQK tigkat Provinsi Sulteng tahun ini, diikuti oleh 84 orang santri, dari berbagai ponpes yang berasal dari 7 Kabupaten dan Kota di Sulteng. Para santri akan memperlombakan 13 kitab kuning, dan terbagi dalam tiga katagori, yakni Ula, Wustha dan ‘Ulya.

“Kami bangga dan mengapresiasi keikutsertaan para santri. Diharapkan, pondok tidak terlupakan sejarah sebagai pembangun negara, sehingga bisa melahirkan santri, yang bisa diwariskan negara ini kepada mereka, dan bisa mewarnai bangsa ke depan,” ujar Kiflin.

(abr)

Pos terkait