Kakanwil Kemenag Dorong Ponpes Terus Lahirkan Kader Bangsa

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Keberadaan pondok pesantren (ponpes) sebagai lembaga pendidikan tertua, yang telah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan Indonesia, telah banyak melahirkan santri yang menjadi kader bangsa. Sehingga, di era yang semakin maju dan penuh tantangan saat ini, ponpes dituntut terus maju dan meningkatkan diri, untuk dapat mempertahankan peranannya dalam melahirkan tokoh-tokoh bangsa ke depan.

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Abdullah Latopada, saat membuka kegiatan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Provinsi Sulteng, di Wisma Alam Raya, Senin (25/9).

Bacaan Lainnya

“Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua, yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Olehnya pemerintah tidak melihat pendidikan pesantren sebelah mata, pemerintah tidak boleh melupakan pesantren karena telah menghasilkan banyak tokoh bangsa. Para Kyai dan santri, berperan besar melahirkan negeri ini, seperti KH Hasyim Asy’ari melalui NU, dan juga Kyai-kyai Muhammadiyah,”

Persoalan kebangsaan kata Abdullah, turut menjadi salah satu tantangan yang perlu dihadapi oleh ponpes. Menurutnya, kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini, dihadapkan pada pertarungan ideologis yang sangat luar biasa. Olehnya ia menegaskan, pesantren harus menjadi garda terdepan dalam menguatkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

“Jadikan santri sebagai kader bangsa, maka tidak boleh diajarkan kepada mereka, tentang menentang bangsa. Harus mengajarkan Islam sejuk, bukan Islam teroris, mencetak santri berakhlak dan tahu etika, bukan mengajarkan kekerasan dan dosa,” tegas Abdullah.

Tantangan lainnya lanjut Abdullah, yakni ponpes harus dapat merespon terjadinya kelangkaan Kyai atau Ulama, di tengah-tengah masyarakat. Untuk mencetak seorang Kyai atau Ulama, menurutnya tidaklah mudah, karena harus memenuhi persyaratan lahiriyah, yakni yakni harus memiliki seperangkat keilmuan agama yang komprehensif, serta syarat batiniyah harus memiliki tingkat spiritualitas yang hebat.

“Untuk mencapaiya, dibutuhkan proses pelatihan dan riyadhah yang luar biasa, dan itu membutuhkan waktu yang lama. Ini hal yang perlu kita cermati bersama untuk dicarikan solusinya,” ujarnya.

Pos terkait