PALU EKSPRES, PALU – Badan Musyawarah antar-Gereja (Bamag) Kota Palu memutuskan akan menyelenggarakan Ibadah dan Perayaan Natal Bersama ummat Kristiani se-Kota Palu Tahun 2017 pada Hari Kamis, 30 November 2017 di Restoran Merry Glow Palu.
Kalau tahun-tahun sebelumnya, perayaan Natal bersama seperti ini dilaksanakan pada akhir bulan Desember, kali ini Bamag dan Panitia Penyelenggara sepakat menggelarnya lebih awal, bahkan sebelum memasuki bulan Desember.
“Saya sangat mendukung keputusan ini dan berharap, Natal Bamag ini akan menjadi semacam pembuka dari seluruh rangkaian perayaan Natal yang akan digelar oleh berbagai denominasi gereja dan kelompok-kelompok masyarakat serta instansi pemerintah/swasta di ibu kota Provinsi Sulteng ini,” kata DR Loddy Surentu, MPd.MM, Ketua Bamag Kota Palu usai menghadiri rapat panitia penyelenggara.
Rapat Panitia itu dipimpin oleh Pdt Franky Tangkilisan dan dihadiri sekitar 50 peserta, berlangsung di Dome of Bethany Palu, tempat beribadah Jemaat Gereja Bethany Palu di Jalan Sulawesi. Rapat ini juga dihadiri Ketua Pembina Masyarakat (Pembimas) Kristen Kantor Departemen Agama Kota Palu Pdt Martinus Bonggili, SH.MTh dan sejumlah pemimpin gereja di kota ini.
Ketua Panitia Frangky Tangkilisan mengemukakan perayaan Natal Umat Kristen se-Kota Palu yang dikoordinasikan Bamag ini mengambil thema Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Dalam Hatimu” (Kolose 3:15) yang merupakan thema Natal secara nasional Tahun 2017 yang ditetapkan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
“Kami juga akan menetapkan subthema juga, yang intinya bagaimana merajut persatuan dan kesatuan serta kebersamaan dalam kedamaian di antara seluruh komponen dan anak bangsa yang begitu heterogen ini,” ujar Frangky, mantan anggota DPRD Sulteng itu.
Perayaan natal kali ini merupakan perayaan natal umat Kristen se-Kota Palu yang kedua kalinya diselenggarakan Bamag, sejak Bamag Kota Palu dibentuk dan dilantik Wali Kota Palu, Hidayat pada 2016 lalu.
Perayaan Natal ini juga akan dirancang agar bernuansa kebudayaan, khususnya dari etnis Kaili. Karena itu, para pemeran sepanjang jalannya ibadah dan perayaan akan menonjolkan aspek budaya Kaili melalui kostum yang akan dikenakan dan alat-alat musik yang akan dimainkan.