Kecambah Dormansi Itu Bernama Komunis

  • Whatsapp

Oleh : Muhd Nur Sangadji

KORAN Palu Expess, dalam tajuk edisi sabtu lalu, menuliskan topik “Bahaya Laten Komunis”. Laten dalam politik adalah dorman dalam bahasa ilmu hayat. Dorman atau dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup. Terjadi sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu.

Bacaan Lainnya

Bila disandingankan dengan istilah laten, makna mirip. Yaitu suatu keadaan tersembunyi; terpendam; tidak kelihatan (tetapi mempunyai potensi untuk muncul). Jadi, dormansi dan laten, sama-sama memiliki sifat menunggu situasi tetentu.

Di musim panas, benih atau biji rerumputan, misalnya, akan tersembunyi dalam tanah. Tapi, begitu masuk musim hujan, benih itu segera berkecambah dan muncul di permukaan tanah.

Begitulah analogi tentang bahaya kominis. Analogi Ini, bukanlah propaganda kosong. Sebab, sejarah perkembangan idiologi ini sejak dihembuskan Karl Max dan Angel, hampir tidak ditemukan gerakan tanpa kekerasan. Umunya, dilakukan dengan menghalalkan segala cara. Ajaran ini mendapat legitimasi kuat ketika bersimbiose dengan pandangan Charles Darwin dalam bukunya “ The Original of species…”. Darwin berkata harus ada satu species yang dominan untuk kelangsungan kehidupan.

Karena Itu, maka basis moral kemanusiaannya tidak bersandar kepada tuntunan agama yang benar. Di kampus ku, universite de Lyon 3, Perancis tahun 1996. Saat itu, ditemukan tulisan besar di aspal jalan raya di depan kampus.

Isinya ; “Le Dieau n’existe pas et vous le savie bien”. Kurang lebih bemakna, Tuhan itu tidak ada, dan kamu harus tahu itu. Ini ditulis oleh orang yang tidak ber-Tuhan.  Dan, basis dari komunisme di Perancis adalah menolak adanya Tuhan.

Ajaran ini menolak penindasan, ketidak adilan dan sejenisnya. Tapi, kemudian memperakteknya sebelum atau setelah berkuasa. Bagi Indonesia, terdapat sejumlah alasan yang membuat komunisme sebagai idiologi tidak boleh hidup kembali. Pertama, secara agama, sulit disatukan kelompok agama yang percaya Tuhan dan komunis yang umumnya menolak tuhan. Kedua, secara idiologi dan partai, berkali kali melakukan penghianatan terhadap bangsa.

Pos terkait