Abdullah: Pegawai Jangan Hanya Menanti Gaji Bulanan

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Abdullah Latopada, menekankan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dibawahinya, bahwa prinsip kerja bersama yang harus diterapkan oleh Kemenag Sulteng, adalah menerapkan pola kerja partisipatif.

Maksudnya, seluruh unsur di lingkungan Kemenag Sulteng dilibatkan pada setiap proses program kerja, mulai dari penawaran gagasan, perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan dan evaluasi program.

Bacaan Lainnya

“Ini semua, agar kelak prestasi atau keberhasilan yang diraih Kemenag sulteng, tak bisa diklaim sebagai milik perorangan saja, tetapi merupakan karya bersama,” tegasnya, pada pembinaan rutin ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Sulteng, Senin (2/10).

Olehnya, Abdullah mendorong seluruh ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Sulteng, untuk bersama-sama berlomba merancang program dan kegiatan. Ia juga mengingatkan kepada para ASN, untuk tidak terlalu terpaku pada zona nyaman, yakni hanya menanti gaji bulanan, namun enggan membuat terobosan atau perubahan, akibat takut menghadapi tantangan.
“Sejak awal memimpin, saya telah mentradisikan kepada seluruh ASN, untuk tidak sungkan mengajukan gagasan cerdas,” imbuhnya.

Ingatkan Bahaya PKI Gaya Baru

Pada kesempatan yang sama, Abdullah juga mengingatkan kepada jajarannya, untuk tetap mewaspadai karakter Komunis. Menurutnya, meskipun Ideologi Komunis di Indonesia telah dilarang, serta Partai Komunis Indonesia (PKI) telah dibubarkan melalui TAP MPRS nomor XXV tahun 1996, namun tidak lantas membuat bangsa Indonesia berdiam diri.

“Kita harus tetap waspada, karena sifat dan karakter Komunis tanpa disadari masih berada di sekeliling kita. Secara kelembagaan PKI sudah bubar, tetapi potensi PKI bakal muncul kembali dalam wujud lain, bukanlah sesuatu yang mustahil, karena ia bisa tumbuh dalam bentuk, pola dan gaya yang serupa dengan ideologi Komunis, hal inilah yang harus diantisipasi,” ujar Abdullah.

Pola-pola yang mirip Komunis tersebut, sedikit berbeda dibandingkan masa lalu yang mencoba melakukan kudeta. Saat ini kata Abdullah, mereka menghancurkan generasi muda dengan hal-hal yang merusak, seperti narkoba, adu domba, menyebar fitnah dan berita hoax, serta menggunakan isu SARA, dengan tujuan terjadi perpecahan di antara generasi muda Indonesia.

Pos terkait