Program Aisyiyah Harus Mencerahkan

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Salah satu ciri atau visi dari gerakan organisasi Aisyiyah, adalah mewujudkan gerakan. Gerakan pencerahan tersebut, harus menjadi salah satu pertimbangan dalam setiap program yang digalakkan oleh ormas perempuan Islam yang berada di bawah sayap Persyarikatan Muhammadiyah tersebut.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Latifah Iskandar dalam arahannya, pada pembukaan rangkaian kegiatan lintas Majelis Aisyiyah Sulteng, di aula Rektorat Unismuh Palu, Sabtu 21 Oktober 2017.

Bacaan Lainnya

Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah Sulteng melalui empat Majelisnya, yakni Majelis Ekonomi, Majelis Tablig, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Majelis Kesejhteraan Sosial (Kessos), menggelar rangkaian kegiatan sinergi lintas Majelis, di kompleks Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, 21-22 Oktober 2017.

Rangkaian kegiatan tersebut, masing-masing Training of Trainer Mubalighat Aisyiyah tingkat Wilayah oleh Majelis Tablig, Deklarasi Gerakan Aisyiyah Cinta Anak (GACA) dan pemberian santunan kepada sejumlah masyarakat lansia oleh Majelis Kesejahteraan Sosial, Seminar Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini oleh Majelis Dikdasmen, serta peluncuran Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Pelatihan Kewirausahaan Aisyiyah oleh Majelis Ekonomi.

“Semua yang dilakukan pada program Aisyiyah itu mencerahkan,” kata Latifah. Ia menyebutkan, salah satu bentuk pencerahan yang dilakukan oleh Aisyiyah pada masyarakat Indonesia, khusus dalam bidang pendidikan anak usia dini, yakni secara nasional telah memiliki sekitar 23 ribuan Taman Kanak-kanan dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

“Kalau kata Pak Mendikbud, Muhadjir Effendi, kontribusi Aisyiyah 25 persen untuk pendidikan anak usia dini,” ujarnya. Selain itu, Latifah juga menyebutkan ciri dan visi Aisyiyah lainnya adalah mewujudkan perempuan berkemajuan, yakni yang dicirikan oleh Aisyiyah melalui gerakan keilmuan. Berikutnya adalah Islam berkemajuan, yakni Islam sebagai umat pertengahan yang bukan mengikut pada salah satu arus.

“Jadi bukan Islam garis kanan atau garis kiri, tetapi Islam yang umat pertengahan. Aisyiyah tidak masuk ke golongan kanan atau kiri,” imbuhnya. Melalui kegiatan lintas majelis Aisyiyah Sulteng, diharapkan dapat semakin membangun dan mempertegas posisi Aisyiyah, sebagai ormas perempuan Islam yang turut serta dalam pembangunan bangsa Indonesia.

Pos terkait