PALU EKSPRES, PALU – Membaca merupakan sebuah aktivitas yang dapat mengakumulasikan pengetahuan seseorang. Dengan membaca, jangkauan informasi seseorang juga dapat semakin luas.
Namun, biasanya hal ini terhalang oleh minat serta kemampuan membaca yang minim, karena membaca masih dipandang sebagai aktivitas yang kurang menarik. Jurnalis senior dan Duta Baca Perpustakaan Nasional, Najwa Shihab membagikan beberapa tips kepada para mahasiswa, untuk dapat meningkatkan minat membaca. Menurutnya, membaca dapat diibaratkan dengan olahraga, yang harus terus dilatih agar daya tahan kita semakin terjaga.
“Bisa diibaratkan dengan daya tahan seorang pelari maraton, semakin sering latihan, otot-otot kaki semakin kuat, nafas semakin lega. Membaca pun seperti itu, kalau sekarang masih lima menit sudah mengantuk, itu artinya daya tahan membaca kita belum terlatih,” kata Najwa, dalam acara Meet and Greet, bersama ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Palu, di Auditorium Universitas Tadulako, Kamis 2 November 2017.
Salah satu langkah yang dianjurkan oleh Najwa, untuk melatih minat baca adalah dengan menjadikan membaca sebagai aktivitas harian, minimal selama 20 menit sehari setiap hari.
“Misalnya setelah bangun pagi salat subuh baca dulu lima menit, menunggu dosen yang belum datang baca lagi lima menit, lagi nunggu aktifitas atau lagi antre baca lagi. 20 menit saja sehari, itu sudah mengakumulasi informasi dan pengetahuan, yang Insyaallah nanti akan bermanfaat,” tuturnya.
Tips lainnya yang diberikan Najwa, ialah mengajak teman untuk ikut membaca salah satu buku yang sama-sama dianggap menarik, kemudian mendiskusikan buku tersebut bersama. Kalau lebih dari satu orang teman, maka dapat membentuk kelompok membaca sendiri.
Ia menekankan, membaca dapat membuat hidup seseorang lebih bahagia. Ia menyebutkan, ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa membaca dapat menurunkan tingkat stres. Membaca enam menit sehari saja katanya, bisa membuat orang tidak cepat pikun, serta membuat hidup seseorang jauh lebih berkualitas.
Najwa juga menyoroti kebiasaan para orang tua, yang kerap sudah merasa senang ketika anak-anaknya sudah bisa mengeja. Ia menyoroti biasanya para orang tua akan berupaya keras, memastikan anaknya dapat membaca, bahkan sebelum anaknya tersebut masuk Sekolah Dasar, misalnya dengan cara dibelikan berbagai buku atau diikutkan les pada usia 3-4 tahun.