“Kami percaya saja bahwa ia sorang pengusaha, karena masyarakat di sini (percaya) Mas Ronggo ini punya dua pabrik (tisu dan jamu pegal linu, Red),” ungkap dia.
Minggu (3/12), istri Endang kaget saat melihat banyak mobil milik Ronggo yang dibawa dari rumah tetangganya itu.
“Yang melihat istri saya. Ada 7 mobil beriringan dan satu mobil ada bertuliskan BNN,” ungkapnya.
Endang bertetangga dengan keluarga Ronggo sekitar enam bulan. Karena sebelumnya Ronggo tinggal berdekatan dengan rumah mertuanya. “Tidak jauh dari sini. Masih satu kampung,” ujar Endang.
Soal kedermawanan Ronggo, sempat membuat Endang terheran-heran. Karena tetangganya itu kerap memberikan bantuan sosial kepada warga kampung hingga satu desa.
“Kebaikannya itu yang selama ini membuat kami masyarakat heran,” tandasnya.
Tetangga Ronggo lainnya, Kokom (45) pada Minggu (5/12) melihat ada 7 mobil beriringan menuju rumah mewah milik Ronggo pukul 16.00. Dia lalu mengetahui bahwa Ronggo terjerat kasus pil PCC.
“Lebih yakin karena ada banyak mobil ke sini dan di salah satu mobil itu ada tulisan BNN,” ujarnya.
Bagaimana keseharian Ronggo? “Orangnya jarang komunikasi dengan masyarakat dan tertutup,” katanya.
Sepengetahuannya, Ronggo mengaku kepada masyarakat memiliki pabrik tisu basah di daerah Semarang, Jateng.
Selama ini Ronggo jarang di rumahnya di Pagerageung. Biasanya, kalau ditanya dia mengaku habis pulang dari Singapura dan India untuk keperluan pekerjaan. “Kebanyakan (tinggal) di daerah jawa,” tutur dia.
Apakah banyak tamu ke rumahnya? “Kalau di rumahnya hanya terlihat keluarganya saja,” jelasnya.
Selama ini keluarga Ronggo memiliki harta melimpah. Rumahnya paling bagus di kampungnya. “Mobilnya bagus dan mewah semua,” kata dia.
Bos pil PCC itu juga memiliki mobil Toyota Fortuner, Alphard, mobil Mini Cooper dan yang lainya. “Bahkan hari Jumat kemarin (1/12, Red) habis membeli Toyota Alphard,” tandasnya.
Kepala Dusun Kampung Balananjeur Arifin M mengatakan Ronggo selama ini memang diketahui masyarakat sebagai sosok yang jiwa sosialnya tinggi. “Namun kita tidak tahu untuk pekerjaannya itu,” katanya.
Soal pabrik jamu dan tisu, kata dia, memang itu yang sering diceritakan pria tambun itu. “Yang di Semarang pabrik tisu dan di Solo pabrik jamu pegal linu,” ungkapnya.
Apakah ada warga yang diajak bekerja di dua pabrik itu? “Paling yang suka diajak kerja itu saudara dekatnya,” ujar Arifin.
Ronggo memang jarang berada di rumahnya di Pagerageung. “Seseringnya berada di luar karena memiliki banyak rumah. Bahkan di jawa juga ada,” informasinya.
Setelah mengetahui bahwa Ronggo merupakan pemilik pabrik pil PCC di Semarang, Arifin merasa lemas dan tidak menyangka.