PALU EKSPRES, PALU – Wakil Rektor Universitas Tadulako (Untad) bidang Akademik, Prof. Dr. Sutarman Yodo sangat berharap pada penyelenggaraan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini, tidak ada lagi praktik manipulasi nilai siswa pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Praktik manipulasi ini, kata Prof. Sutarman saat menyampaikan keterangan pers terkait SNMPTN, di Rektoran Untad, Rabu 17 Januari 2018, pernah didapatkan oleh panitia SNMPTN pada tahun-tahun penyelenggaraan sebelumnya, meskipun jumlahnya telah jauh menurun pada tahun 2017 lalu.
Manipulasi tersebut dijelaskannya, justru sangat merugikan siswa serta sekolah yang bersangkutan. Karena bila salah seorang siswa telah dinyatakan lulus SNMPTN lantas didapati nilainya telah dimanipulasi, maka kelulusannya akan langsung dibatalkan dan dipersilakan mengikuti seleksi yang lain..
“Kita harap manipulasi pengisian PDSS ini tidak lagi terjadi, dan kami yang dibebani tanggung jawab untuk melakukan verifikasi. Bagi sekolah yang didapati memanipulasi, maka sanksinya tidak akan diikutkan pada SNMPTN tahun depan. Sanksi untuk sekolah ini diberikan oleh Panitia Pusat,” jelasnya.
Terkait pengisian PDSS, Prof. Sutarman mengingatkan kepada seluruh sekolah tingkat atas (SMA, SMK dan MA) di Provinsi Sulteng, untuk segera mengisi PDSS para siswanya masing-masing, hingga batas waktu 10 Februari 2018 mendatang. Hal ini karena kelengkapan data tersebut menjadi salah satu syarat utama, bagi para siswa untuk mengikuti SNMPTN.
“Kita mendorong sekolah-sekolah untuk mengisi PDSS. Karena kalau tidak terdaftar maka siswanya tidak ikut seleksi tanpa tes ini,” ujarnya. Ia mengungkapkan, pada tahun 2016 lalu dari 500-an sekolah tingkat menengah atas di Sulteng, hanya sekitar 160-an sekolah yang mengisi PDSS, sedangkan pada tahun 2017 jumlahnya meningkat menjadi 206 sekolah.
“Harapan kita tahun ini bisa meningkat. Bisa sampai jumlah 300-an sekolah itu sudah bagus. Saat ini tim dari Untad juga turun sosialisasi,” imbuhnya. Dituturkannya, pelaksanaan SNMPTN yang telah di-launching oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI, Moh. Nasir pada 12 Januari 2018 lalu di Jakarta, bertujuan sebagai perwujudan upaya membangun sistem pendidikan secara integral, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, yang melibatkan semua pihak terkait.