PALU EKSPRES, PALU – Dampak dari pengopreasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palu di Kelurahan Mpanau Kecamatan Palu Utara semakin membahayakan warga. Kondisi limbah fly ash yang makin menggunung, menyebabkan warga sekitar kewalahan membersihkan rumah dan perabout rumah tangganya.
Amirullah, salah satu tokoh masyarakat yang terus menyuarakan protes atas pencemaran lingkungan akibat pengoperasian PLTU Mpanau mengaku saat ini warga harus membersihkan rumahnya berkali-kali dalam sehari.
“Kalau bicara soal dampak, jelas. Kini warga harus membersihkan rumah dan perabot rumah tangganya berkali-kali dalam sehari. Bahkan ada istilah, kalau warga Mpanatu yang dekat dengan PLTU, bukan ‘habis makan cuci piring, tapi cuci piring dulu sebelum makan’. Ya itu, karena abunya dari fly ash itu. Kan ini abu halus,” jelasnya kepada Palu Ekspres, Minggu malam (21/1).
Amirullah dan warga Mpanau masih terus menyuarakan protes hingga hari ini. Rencananya, ratusan warga dari beberapa kelurahan di sekitar PLTU akan kembali turun ke jalan menuntut pihak berwenang di perusahaan tersebut untuk membuat kesepakatan.
“Kita estimasinya paling tinggi 500 orang yanag turun hari ini. Termasuk warga tetangga yang bersimpatik dengan aksi kita kemarin,” kata Amrullah.
Saat ini kata dia, kondisi debu fly ash yang sudah sangat mengganggu warga. “Sebenarnya ini sudah lama. Cuman sekarang makin berbahaya karena tumpukan limbah fly ash itu sudah menggunung. Ini kan debu halus, jadi mudah terbawa angin,” tambahnya.
(MS/Palu Ekspres)