PALU EKSPRES, PALU – Wali Kota Palu Hidayat punya hemat sendiri menanggapi isu penyelenggaraan lomba miss wanita/pria (Waria). Hidayat mengaku tidak mempermasalahkan jika lomba itu dilaksanakan di Kota Palu.
Lomba demikian menurutnya tidak bertentangan dengan visi misinya, yakni Kota Palu Beradat dan Berbudaya, dilandasi Iman dan Taqwa.
Sebab katanya, lomba itu hanya sebatas kreasi yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai toleransi, kekeluargaan dan gotong royong. Sebuah norma kehidupan yang ingin ia dorong melalui visi misinya tersebut.
“Budaya itu ditinjau dari konteks nilai toleransi. Kalau tidak menggangu toleransi kenapa mau dihalangi. Mereka juga manusia. Menjadi waria itu bukan keinginan mereka. Melainkan ketetapan Tuhan. Tidak ada manusia yang bisa mengubah itu. Termasuk yang bersangkutan,”hemat Hidayat, Selasa (30/1) di Kantor Wali Kota Palu.
Diapun berpendapat lomba itu tidak bertentangan dengan norma agama, sekaitan dengan visi iman dan taqwa. Sepanjang kata Hidayat kegiatan itu tidak menyalahi norma agama dan budaya.
“Itukan hanya kreasi. Kecuali mereka sampai menginjak kitab suci. Itu yang menyalahi nilai budaya adat dan iman dan taqwa,”ujarnya.
Tak ada kata Hidayat norma agama dan adat serta budaya yang dilanggar kegiatan demikian. Menurutnya itu hanya sebatas kreasi.
“Sepanjang kegiatan yang tidak melanggar norma agama, nilai kemasyarakatan. Kenapa mau dilarang. Hanya kebetulan saja mereka diberikan takdir demikian,”pungkasnya.
Untuk diketahui, lomba miss waria kategori usia 17 sampai dengan 45 tahun rencananya akan digelar di Hotel Santika Palu, Minggu 25 Februari 2018. Lomba itu adalah salahsatu rangkaian dari kegiatan contest top model valentine yang diselenggarakan New Roy Entertainment, Modelling, Agency Jakarta.
Selain miss waria, lomba lain yang terangkai dalam acara menyemarakkan malam valentine itu diantaranya busana pesta, casual batik tenun adat daerah. Lomba mewarnai dan festival lagu dangdut.
(mdi/Palu Ekspres)