PALU EKSPRES, PALU – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulteng buat gebrakan barun dalam menyosialisasikan tahapan dan verifikasi peserta pemilu 2019.
Jika sebelumnya upaya pendidikan politik ini digelar dalam forum-forum resmi di kantor dan hotel-hotel, kali ini KPU menggelarnya di pusat perbelanjaan modern, yaitu Palu Grand Mall (PGM).
Ketua KPU Sulteng, Sahran Raden menyatakan kegiatan itu sengaja dibuat lain dari biasanya. Karena pusat perbelanjaan adalah tempat yang strategis yang banyak dikunjungi masyarakat.
“Kami menyadari sosialisasi di tempat seperti ini akan banyak orang, Kalau di kantor pasti akan sedikit. Mal adalah tempat dan sarana yang efektif untuk sosialisasi,”kata Sahran.
Dalam sosialisasi ini, akan ada lima stand yang akan dinilai KPU dengan kategori paling banyak pengunjung.
Dalam kegiatan itu, KPU juga menyediakan stand sebagai tempat pencocokan data pemilih. Agar masyarakat yang belum terdaftar sebagai pemilih dapat mencocokkan dan memutakhirkan datanya sehingga dapat memilih pada pemilu 2019 mendatang.
Fasilitas ini ujar Sahran, sengaja disediakan karena pada waktu pemilihan sebelumnya terdapat banyak pemilih yang belum memiliki kartu tanda penduduk elektronik.
“Fasilitas ini kami siapkan bersama Dukcapil. Bisa juga perekaman e KTP yang belum masuk daftar pemilih. Karena salahsaru problem banyak warga kita sulteng belum memiliki e KTP, “terangnya.
Asisten Administrasi Umum dan Organisasi Pemprov Sulteng, Mulyono, menyambut baik sekaligus mengapresiasi kegiatan itu.
Menurutnya, Pemilu adalah instrumen penting yang perlu disiapkan dengan baik. Karenanya perlu meminimisir kesalahan dalam tahapan pemilu. Agar ke depan dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas.
Mulyono meminta KPU Sulteng dapat memberi informasi secara paripurna mengenai pemilu serta asas-asas penyelenggaraannya. Serta mendidik masyarakat mengenai politik, dan membangun kesadaran dalam memilih wakil di tengah ancaman nyata politik uang dan politisasi sara yang dapat memecah belah persatuan.
“Selain menyiapkan logistik, tugas lain KPU adalah memberi pendidikan politik ke masyarakat. Dengan ini dapat mengajak masyarakat sekalian sadar, cerdas dan cermat dalam memilih wakil rakyat, dan mengingatkan bahaya politik uang dan politisasi sara yang dapat memecah belah bangsa,”pinta Mulyono mewakili Gubernur Sulteng.