Sulteng Berpotensi Bangun Industri Pengalengan Ikan

  • Whatsapp

BINCANG SANTAI – CEO Fajar Group H M Alwi Lamu, berbincang santai bersama Gubernur Sulteng, Longki Djanggola di kediaman resmi gubernur, Minggu 13 Maret 2016. (HAMDI ANWAR)

PALU, PE – Dalam kunjungan  di Palu Sulteng, CEO Fajar Group sekaligus Chairman PT Palu Ekspres HM Alwi Hamu juga menyempatkan diri bertemu Gubernur Sulteng, H Longki Djanggola, di rumah jabatannya jalan M Yamin, Minggu malam 13 Maret 2016. Kedatangan Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Umum itu disambut hangat Gubernur Sulteng Longki Djanggola.

Banyak isu yang menjadi perbincangan dalam pertemuan yang berlangsung sejam lebih itu. Alwi menyebut, dirinya  memiliki banyak pengalaman di Kota Palu. Namun yang menjadi perhatian utamanya adalah potensi sumber daya alam di Sulteng dan dinamika perkembangan media masa.

Dari sekian banyak potensi yang terkandung di perut bumi di Sulawesi Tengah, Alwi menggarisbawahi  peluang pada bidang kelautan dan perikanan. Menurutnya, garis pantai di wilayah Sulteng memiliki potensi yang sangat besar untuk hal itu. Terutama kata dia untuk mengembangkan rumput laut dan pengalengan ikan.

“Garis pantai dan Sulteng ini sangat panjang. Ini peluang untuk dikembangkan,” kata Alwi membuka perbincangan. Sektor perikanan adalah investasi yang sangat menjanjikan. Sulteng menurutnya sangat mungkin mengembangkan industri pengalengan ikan, khususnya ikan tuna. Sebab menurutnya, jalur siklus migrasi tuna, salahsatunya juga melewati perairan laut di wilayah Sulteng.

”Migrasi ikan tuna selama di lautan, itu ada yang melewati laut di silayah Sulteng. Ini bisa menjadi peluang kalau memang ingin mendirikan industri pengalengan ikan,” jelas Alwi pendiri Harian Fajar, koran harian terbesar di Indonesia Timur itu.

Dia menjelaskan bahwa, siklus perjalanan migrasi tuna semuanya dimulai dari negara Jepang. Ikan tuna memilih laut Jepang sebagai tempat bertelur. Selanjutnya perjalanan migrasi ikan melewati sejumlah negara termasuk Indonesia.
“Jadi orang di Jepang itu memanen saat ikan tuna datang bertelur di sana,” jelasnya lagi. Namun biit-bibit ikan yang kemudian besar selanjutnya akan memulai perjalanan migrasinya melewati sejumlah negara. Peluang Jalur migrasi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pengusaha di sejumlah negara untuk investasi bidang perikanan.

“Ada negara yang dilewati tapi usia tuna masih relatif muda. Tuna yang masuk di wilayah Sulteng itu sudah dengan usia siap panen. Jadi istilahnya mereka sudah menyerahkan diri di sini,” katanya.
Selain soal investasi, Alwi juga menyinggung peran media masa dalam proses pembangunan. Palu – Sulteng kata Alwi, termasuk salahsatu daerah yang banyak mempunyai  media masa.

Bahkan Palu urutan kedua terbanyak setelah Medan –  Sumatera Utara. Alwi yang juga bergerak di sektor  perhotelan,  berharap kondisi itu tidak mengganggu konsentrasi pemimpin daerah dalam menjalankan tugasnya. ”Biasanya media mulai bermunculan saat kontestasi politik dimulai. Banyak yang hanya bertujuan untuk menjelek-jelekkan orang lain,” tandasnya.  Menanggapi hal itu, mengaku di Sulteng tersedia sumber daya alam yang melimpah untuk digarap investor. Ia membenarkan pernyataan Alwi Hamu soal peluang investasi perikanan. Pihaknya aku Longki terus berusaha memfasilitasi jika ada investasi yang masuk di sektor ini. (mdi)

Pos terkait