Bertandang ke Untad, Walikota Minta Saran

  • Whatsapp

BINCANG SANTAI  Rektor Untad Prof Basir Cyio bercengkerama hangat bersama Walikota Palu, Hidayat saat Hidayat berkunjung ke Untad, Selasa 29 Maret 2016. (MARIA SANDIPU/PE)

PALU,PE – Walikota Palu Hidayat  melakukan kunjungan  ke Universitas Tadulako (Untad), Selasa 29 Maret 2016. Ini adalah kunjungan perdana mantan Kepala BKD Sulteng itu ke perguruan tinggi negeri terbesar di Sulteng setelah dilantik pada 17 Februari lalu.

Hidayat yang didampingi Kepala Bappeda Kota Palu, Ir Dharma Gunawan MSi itu disambut hangat Rektor Untad, Prof Dr Ir Muh Basir Cyio SE MS bersama seluruh jajaran petinggi di Rektorat Untad. Hidayat diterima di ruang kerja rektor di lantai empat gedung rektorat.

Banyak hal yang dibahas dalam tatap muka Hidayat dengan para akademisi Untad itu. Mulai dari persoalan reklamasi  Teluk Palu,  tambang Poboya hingga masalah zero poverty serta krisis kelistrikan dan suplai air bersih di Kota Palu.

Dua hal yang menguat dalam pertemuan itu soal kelistrikan dan ketersediaan air bersih di Palu. Dua isu ini diangkat Ketua Senat Untad, Prof  Hasan Basir yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Krisis kelistrikan dan air bersih kata Prof Hasan menjadi dua persoalan yang tak kunjung tuntas di Kota Palu. Bahkan semakin menjadi-jadi belakangan ini. Padahal, ketersediaan sumber daya alam untuk mengatasi dua persoalan itu sangat berlimpah ruah. Baik untuk energi listriknya maupun untuk air bersihnya.
Kota Palu kata Prof Hasan, bukan katagori daerah yang krisis air bila dibanding beberapa daerah lain di Indonesia.

‘’Air sungai Palu kita berlimpah-limpah. Tetapi, kok bisa masyarakat yang tinggal di daerah Perdos (perumahan dosen,red) dan sekitarnya mengalami krisis air. Sementara negara Arab yang di padang pasir bisa menghasilkan air buat penduduknya. Meski mereka harus mencari sumber air dengan membor padang gurun. Kita air berlimpah tapi seperti itik yang kekeringan di air sungai,”  ujarnya.
Begitupun soal pemadaman listrik. Keberadaan PLTA Sulewana di Poso seharusnya menjadi jawaban bagi pemenuhan kebutuhan listrik di Sulteng dan Palu khususnya.

Prof Hasan berharap Pemkot bisa mengatasi krisis listrik demi kemaslahatan umat. Kondisi ‘byar-pet’ listrik yang melanda Kota Palu belakangan ini kata Prof Hasan bukan hanya menghambat aktivitas warga namun juga dapat menimbulkan kerugian materil.

‘’Sekarang di dunia yang serba canggih ini, listrik menjadi sarana pendukung utama. Pekerja bangunan, tukang bengkel dan usaha apa saja butuh listrik. Tidak lagi pakai manual. Inilah yang menurut kami sangat merugikan bagi masyarakat,” ujarnya.

Prof Hasan pun menyarankan agar pemkot tak ragu mencari pinjaman ke negara-negara pendonor modal bila kendalanya adalah persoalan keterbatasan anggaran.

Menanggapi itu, Hidayat mengatakan dua hal yang dikemukan Prof Hasan menjadi dua ‘PR’ besar di masa kepemimpinannya saat ini. Dia pun mengatakan, saat ini  terus berusaha agar persoalan krisis listrik dan air bersih bisa segera tertangani. ‘’Soal air bersih sudah ada beberapa investor yang siap bantu kita. Kita sudah jajaki bersama pemprov. Mudah-mudahan ini bisa terealisasi,” ujarnya. Masih soal air bersih, menurut Hidayat sebelumnya ada tawaran bantuan dari pemerintah Australia untuk Palu.

Namun sayang, program bantuan itu mandek. Pemerintah Australia membatalkan bantuannya itu karena kebijakan politik ketika Indonesia mengeksekusi beberapa warga Australia yang terlibat Narkoba di Bali.

Soal listrik, kata Hidayat, meski merupakan kewenangan pusat, namun pemkot dalam kebijakannya mewanti-wanti pihak PLN agar tidak mengecewakan masyarakat Palu dalam hal penyediaan aliran listrik. ‘’Memang ini kewenangan pusat. Pemkot tidak bisa intervensi. Namun, kami sudah sampaikan ke  PLN dalam pertemuan beberapa hari lalu ini agar mereka tidak melakukan pemadaman berjamaah. Saya ingatkan PLN agar baik PLTD maupun PLTU tidak memadamkan listrik besar-besaran pada April ini,” ujarnya.

Selain membahas soal isu-isu sosial dan pembangunan di Kota Palu, pada kesempatan itu, Hidayat pun meminta membahas soal rencana kerjasama bersama Untad. Hidayat berharap Untad sebagai perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan di Sulteng, Palu khususnya. Termasuk dalam hal mendukung program-program pembangunan yang dicanangkannya.

‘’Saya tetap berharap masukan dan dukungan dari Untad dalam masa kepemimpinan kami ini. Untad bisa memberikan masukan-masukan yang sifatnya membangun bagi kemajuan Palu,” pintanya. Sementara itu, rektor Untad Prof Basir Cyio berharap, walikota harus mempertimbangkan kepentingan rakyat dalam kebijakan-kebijakan yang digelontorkan.

Terutama dalam hal pemberian izin bagi kebijakan yang berkaitan dengan keseimbangan dan kelestarian alam. Soal itu, rektor menyinggung konsistensi dan kebesaran hati walikota dalam menyikapi persoalan tambang Poboya dan reklamasi Teluk Palu.

‘’Meski harus berhadapan dengan kepentingan politik dari pihak tertentu, namun kami berharap walikota dalam kebijakannya harus mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan kemaslahatan hidup rakyat dan tidak tutup mata dengan kondisi yang ada saat ini. Termasuk soal reklamasi teluk Palu,” ujar Prof Basir. Pertemuan itu berlangsung cukup lama. Hampir dua jam berlangsung. Sejak pukul 13.30 hingga pukul 15.30. (mrs)

Pos terkait