PALU EKSPRES, PALU – Kegiatan Sulteng Expo merupakan agenda tahunan Pemprov Sulteng untuk memeriahkan hari ulang tahunnya. Tidak saja meriah, kegiatan itu khas dan menarik. Karena menjadi etalase keanekaragaman produk, khususnya produk unggulan dari Sulteng.
Kreativitas masyarakat, beragam informasi dan pelayanan untuk mendukung terwujudnya Sulteng maju mandiri dan berdaya saing ditampilkan dalam even itu. Antusias masyarakat yang hadir mengunjungi pameran itu kemudian berdampak positif terhadap transaksi keuangan yang terjadi dengan nilai yang cukup tinggi selama kegiatan berlangsung.
Itu karena partisipasi peserta pada expo kali ini jumlahnya lebih banyak dari tahun lalu. Tentu ini menjadi motivasi tersendiri bagi pemerintah daerah se Sulteng untuk lebih memprioritaskan pengembangan produk-produk unggulan daerah.
Dalam laporan yang diterima Gubernur Sulteng, H Longki Djanggola, nilai transaksi keuangan pada Sulteng Expo tahun ini menembus angka Rp22 miliar lebih. Transaksi tertinggi di sektor otomotif. Sekertaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulteng H. Hidayat Lamakarate dalam sebutan gubernur saat menuruti kegiatan itu, Selasa 17 April 2018 menyebut kegiatan itu merupakan representasi kecil dari profil investasi di Sulteng.
Sesungguhnya kata dia masih banyak potensi lain yang belum dapat ditunjukkan karena keterbatasan ruang dan waktu.
“Karenanya saya mengajak investor, mitra kerja dan segenap pelaku ekonomi lainnya terus mengembangkan hubungan ekonomi yang sehat dan saling menguntungkan dalam iklim investasi yang kondusif,”kata Hidayat.
Kepada segenap jajaran pemerintah kabupaten dan kota, Hidayat meminta untuk terus melakukan sejumlah langkah strategis, dalam menarik perhatian investor dalam maupun luar negeri ke Sulteng. Serta memberik kemudahan perizinan, memastikan layanan yang cepat dan kepastian hukum, dan menerapkan inovasi teknologi, guna memudahkan proses pelayanan perizinan dan non perizinan serta promosi.
Banyak sebut Hidayat aktivitas yang terjadi dalam Sulteng Expo. Seperti aktivitas ekonomi yang merupakan pertemuan langsung antara pembeli dan penjual, atau antara konsumen dan produsen. Serta aktivitas lainnya, seperti seni, edukasi, informasi, promosi, dan seluruh aktivitas yang terjadi tersebut, merupakan salah satu upaya menunjukan potensi riil perekonomian dan pembangunan yang telah dicapai.
