PALU EKSPRES, PALU – Selama ini salah satu teori yang berkembang terkait burung maleo (macrocephalon maleo), adalah bahwa untuk membedakan jenis kelamin burung tersebut, dapat dilihat dari tingkat kecerahan pada bulu dadanya. Namun, hasil penelitian dua siswi kelas XII SMA Al-Azhar Mandiri Palu, Herditha Arsya Putri dan Nabila Trianal justru menghasilkan teori berbeda terkait warna bulu dada maleo.
Hasil penelitian inilah yang membuat Lembaga Ilmi Pengetahuan Indonesia (LIPI) memilih mereka, untuk mewakili Indonesia pada The Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2018, sebuah kompetisi penelitian pelajar terbesar tingkat Internasional, yang akan digelar di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada bulan Mei 2018 mendatang.
Disebutkan dalam teori sebelumnya, untuk membedakan jenis kelamin burung maleo, adalah dengan melihat warna bulu dada burung endemik Sulawesi tersebut. Jika memiliki bulu dada berwarna oranye, maka burung tersebut berkelamin jantan, sedang yang betina memiliki warna bulu dada kuning.
Setelah melakukan penelitian kurang lebih selama satu setengah tahun, Herditha dan Nabila lalu menemukan sebuah teori baru, terkait tingkat kecerahan pada bulu dada maleo. Bukan perbedaan gender, dalam penelitian mereka menunjukkan bahwa kecerahan warna pada bulu dada maleo, justru dipengaruhi oleh masa berbiak atau masa kawin burung tersebut.
Dijelaskan Nabila, kecerahan warna bulu dada maleo akan meningkat menjadi semakin kemerahan, sat burung tersebut mulai memasuki masa berbiak atau kawin. Perubahan ini akan diawali oleh maleo jantan ketika memasuki masa mendekati maleo betina, kemudian perubahan warna juga diikuti oleh betina, setelah merespon pendekatan dari pihak jantan.