Senada dengan Prof. Mahfudz, bakal calon Rektor Untad lainnya, Prof. Zainuddin Basri, Ph.D. menilai Untad tidak boleh berhenti dengan kemajuan yang ada sekarang. Menurutnya, baik pembangunan SDM, pembangunan fisik, dan prestasi yang telah diraih oleh Untad sejauh ini, harus terus didorong demi menjaga eksistensi Universitas.
Olehnya, menurut Prof. Zainuddin yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian, dibutuhkan pemimpin dengan pemikiran visioner.
“Tidak mungkin Untad stop di situ saja, waktu berjalan terus dan menuntut kita untuk terus eksis, dan eksis itu tidak hanya berdiri di tempat, tetapi kita harus berkembang, karena zaman setiap saat berubah. Siapa saja yang menyatakan mau membawa Untad lebih baik ke depan, tentunya harus memiliki pemikiran-pemikiran tentang itu,” ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 14 Mei 2018.
Pemimpin yang memiliki pemikiran visioner, jelasnya, adalah pemimpin yang antara hati dan pikirannya berjalan seiring, serta bersinergi dan mendapat respon positif dari orang lain. Jika hal ini berlangsung dengan baik, maka dapat menjadi energi besar yang bisa memudahkan penyelesaian segala masalah.
“Modal yang paling inggi seorang pemimpin itu apa yang dia niatkan, pikirkan dan ucapkan itu mencapai respon yang baik. Ketika itu berlangsung dengan baik, maka tidak ada yang berat hal-hal yang bisa diatasi.
Paling tidak, Insyaallah saya punya pemikiran tersendiri terutama bagaimana Untad itu dalam kehidupan sehari-hari semakin kuat kekeluargaannya, kita saling memberi perhatian dan motivasi untuk berkarya, dan semua pihak bisa mendapatkan perannya,” tuturnya.
Sebelum menjadi Dekan di Fakultas Pertanian Untad, Prof. Zainuddin memulai karir manajerial sebagai Kepala Laboratorium Fakultas Pertanian, lalu menjadi Kepala Kebun Untad. Setelahnya, pada periode pertama Prof. Basir sebagai Rektor, Prof. Zainuddin menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Pengembangan dan Kerja Sama.
Riwayat pendidikan Prof. Zainuddin di jenjang perguruan tinggi, dimulai dari S1 Agronomi Untad. Lalu ia melanjutkan studi di Universitas Adelaide Australia, mengambil jurusan Bioteknologi Tanaman.
Ada yang menarik saat pria kelahiran Talise ini melanjutkan studi di Australia. Pada saat itu sebenarnya ia ingin mengambil program magister (S2). Namun, karena penelitiannya dinilai luar biasa oleh pembimbingnya, maka gelarnya langsung dikonversi menjadi gelar Ph.D (S3).
“karena penelitian saat itu pertama kalinya berhasil di Australia, maka pembimbing saya langsung mengkonversi status saya dari Master ke Doktor langsung meraih gelar Ph.D. Saat itu, saya melakukan penelitian tentang menghasilkan tanaman transgenik, yakni dengan memindahkan gen dari bakteri ke tanaman,” tuturnya lagi.
Ia mengaku, semangat untuk maju mencalonkan diri menjadi Rektor Untad, juga lahir berkat dorongan-dorongan dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal kampus. Salah satunya dari masyarakat sekitar Untad, yang kata Prof. Zainuddin, diiringi dengan harapan agar Untad dapat semakin dekat dengan masyarakat.
“Tentunya ada harapan-harapan mereka, salah satunya masyarakat ingin dekat dengan Untad. Sehingga saya katakan Untad juga ingin, dan bahkan harus dekat dengan masyarakat, di manapun masyarakat di manapun di daerah Sulteng membutuhkan, Untad harus hadir di tengah-tengah masyarakat itu,” tegasnya.
(abr/Palu Ekspres)