PALU EKSPRES, PALU – Sedikitnya 60 mahasiswa Geografi FKIP Untad mengunjungi Sou Raja, tempat tinggal dan pusat pemerintahan Raja Palu, beberapa hari lalu. “Kunjungan ini merupakan praktikum mata kuliah Pendidikan IPS, di mana mahasiswa diperkenalkan langsung dengan objek sejarah,” ujar Ade Nanang Sarikhin, S.SosI, MPd selaku dosen pengampuh mata kuliah Pendidikan IPS, melalui rrilis yang dditerima redaksi, Kamis (24/5/).
Menurut Nanang, mahasiswa saat ini kurang berminat pada studi-studi tentang sejarah, sehingga pihaknya membawa mereka untuk belajar langsung di situs sejarah salah satunya Sou Raja. Dipilihnya Sou Raja sebagai tempat praktikum, selain lokasinya cukup dekat, mahasiswa juga ingin melakukan studi apakah ada keterkaitan antara Sou Raja dengan penamaan Tadulako sebagai kampus negeri pertama di Sulteng.
“Selain itu, mahasiswa juga melakukan studi lapangan tentang hubungan antara sejarah panjang kerajaan di Palu dengan pendididikan sosial dan ekonomi di Sulteng saat ini,” tegas Nanang, “lagi pula kini generasi muda terlihat kurang berminat untuk mempelajari sejarah,” tambahnya.
“Hal yang paling mengesankan adalah ornament dalam gedung tersebut berwarna-warni, dimana suku Kaili menggunakan warna yang unlimited ini sebagai simbol bahwa kita harus bersaudara dalam keberagaman,” terang Mehdiantara Datupalinge SH, salah satu keturunan Raja Palu.
Menurut Medi, sapaan akrabnya, dalam sejarah selalu ada budaya resapan dari budaya luar seperti budaya Bugis yang mempengaruhi budaya Kaili. Demikian pula dengan benda-benda peninggalan sejarah, selalu ada beberapa yang dibawa dari luar. Misalnya mesin jahit dari Jerman yang ada di sudut ruangan Sou Raja.