Puasa Ramadan dan Diabetes

  • Whatsapp

Oleh: Fahmi Hafid, S.Gz, M.Kes
(Dosen Poltekkes Kemenkes Palu)

RAMADAN adalah bulan kesembilan dari kalender Muslim, dan puasa siang hari yang menyertainya adalah salah satu dari lima rukun Islam. Puasa selama Ramadan adalah wajib untuk semua Muslim dewasa yang sehat, meskipun pengecualian ada untuk orang-orang dengan kondisi medis yang serius, termasuk dengan diabetes.

Bacaan Lainnya

Namun demikian, sebagian besar individu dengan diabetes melihat puasa sebagai pengalaman spiritual yang sangat bermakna, dan sebagian besar akan tetap berpuasa dan kadang-kadang melawan anjuran medis.

Ia menerangkan, Federasi Diabetes Internasional telah menggambarkan diabetes sebagai salah satu keadaan darurat kesehatan global terbesar pada abad ke-21. Epidemi global ini juga melanda negara-negara dengan populasi Muslim yang cukup besar, dengan prevalensi diabetes jauh di atas rata-rata global dan diperkirakan akan meningkat secara dramatis selama 25 tahun ke depan. Peningkatan serupa juga terjadi di Asia Tenggara, di mana Muslim mendominasi.

Survei dari 39 negara melibatkan 38.000 muslim melaporkan bahwa 93 persen responden tetap berpuasa meskipun menderita diabetes. CREED Study (2010) melaporkan bahwa 94,2 persen pasien diabetes tipe 2 berpuasa selama ±15 hari, dan 63,6% berpuasa setiap hari. Sedangkan EPIDIAR study (2001) menunjukkan bahwa 42,8 persen pasien dengan diabetes mellitus tipe 1, dan 78,7 persen dari diabetes tipe 2, berpuasa ±15 hari selama Ramadan.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa menjalankan puasa Ramadan bagi penderita DM tipe 2 merupakan terapi diet yang positif tetapi sedikit berisiko mengalami hiperglikemia ringan saat berbuka dan hipoglikemi saat menjelang berbuka (Santosa, 2014).

Tidak terdapat penurunan kadar fruktosamin serum sesudah berpuasa Ramadan lebih dari sama dengan 21 hari pada penyandang DM tipe-2. Tidak terdapat penurunan kadar plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1) plasma sesudah berpuasa Ramadan lebih dari sama dengan 21 hari pada penyandang DM tipe-2 (Khomimah, 2014).

PERSPEKTIF KEYAKIKAN DAN KESEHATAN

Pos terkait