PALU EKSPRES, PALU – Ketua AJI Palu, Muhamad Iqbal melaporkan aksi intimidasi yang dilakukan anggota Polsek Palu Timur saat menggelar razia Sabtu, 23 Juni 2018. Pemimpin Redaksi Radar TV Palu ini diintimidasi, diancam bahkan nyaris dipukul saat terjaring razia. Tidak hanya itu, kerah bajunya sebut Iqbal ditarik sekeras mungkin dan wajahmu terus dicengkram.
Kata Iqbal, aksi itu dibantu beberapa oknum polisi lain yang juga sedang bertugas. Ada yang mencekiknya dari belakang sambil mengayunkan tangan hendak memukul. Hingga akhirnya oknum oknum polisi ini menyeretnya ke tempat yang lebih gelap dengan terus membentak. Sebelumnya menurut Iqbal, dirinya sudah mengakui kesalahan karena tidak membawa serta beberapa kelengkapan berkendara.
“Saya akhirnya didatangi kanit binmas dan langsung bertanya dengan nada keras. Apa kau!. Kau kenapa??” saya kemudian balik bertanya, saya kenapa pak?. Terjadi peredebatan kecil tidak lama kemudian ia kemudian menarik leher baju saya dan memegang wajah saya sambil bertanya “kamu mabuk ya?,”ungkap Iqbal,menirukan kalimat bentakan polisi.
Peristiwa ini beber Iqbal, terjadi dalam perjalanan sepulangnya dari kantor Radar TV. Saat terjaring razia, Iqbal menuturkan sebelumnya dipersilahkan untuk mengambil STNK motor yang terbawa di mobil istrinya. Permintaan itu dayang dari seorang polisi yang bertugas.
“Oleh oknum polisi tersebut saya dipersilahkan untuk balik kerumah ambil STNK untuk mengambil motor saya kembali. Mendapat instruksi seperti itu saya kemudian langsung menghubungi rekan kerja saya (fery Fajrien) untuk menjemput,”jelasnya. Namun saat menunggu jemputan, dia kembali didatangi anggota polisi lainnya untuk meminta kunci motor karena akan dibawa ke Polsek Palu Timur.
“Karena sudah mendapat isntruksi dari oknum polisi lain, saya menolak untuk menyerahkan kunci motor. Karena tidak terima dengan sikap saya, oknum polisi itu kemudian memanggil atasannya (belakangan saya ketahui adalah kanit binmas polsek palu timur) dan menyebutkan saya tidak kooperatif,”kata Iqbal mengurai kronologis.
Sesaat kemudian, Iqbal menyebut dirinya didatangi polisi yang langsung bertanya dengan nada suara keras, membentak. “Saya akhirnya didatangi Kanit Binmas dan langsung bertanya dengan nada keras “apa kau!! kau kenapa?” saya kemudian balik bertanya “saya kenapa pak?” terjadi peredebatan kecil tidak lama kemudian ia kemudian menarik leher baju saya dan memegan wajah saya sambil bertanya “kamu mabuk ya?”urainya menirukan.
Mendapat perlakuan demikian, Iqbal mengaku memperlihatkan reaksi tidak senang. Namun entah kenapa Kanit Binmas langsung memanggil beberpa anggota untuk membawanya ke Polsek Palu Timur.
“Di situlah tiba tiba saya dicekik anggota polisi dari arah belakang dan beberapa lainnya memegangi saya sambil terus menyeret saya menjauh dari bahu jalan. Ketika mencekik tersebut saya terus berusaha mengklarifikasi kesalahan saya dan akhirnya memperkenalkan profesi, jika saya seorang wartawan,”jelasnya lagi.
Dalam situasi itu, Iqbal terus ditarik menjauh dari bahu jalan beberapa polisi. Sambil terus dibentak dengan pertanyaan. Meski polisi lainnya berusaha meminta dirinya untuk tidak membantah.
“Saya menuruti permintaan tersebut untuk diam tapi karena terus dibentak, saya akhirnya kembali bersuara dan protes dengan perlakuan itu,”bebernya.
“Ketika saya mengenakan helm dan mengambil helm istri saya di motor yang sudah ditahan. Saya kembali didatangi kanit binmas dan beberapa anggota lain yang terus marah marah. Saya berbalik dan menjawab tuduhan tuduhan,”katanya.
Dalam perdebatan ini, Iqbal menyebut polisi berkali-kali meminta id card. Bahkan menentangnya untuk mengadukan peristiwa itu pada seorang perwira diatasnya.
“Ia juga menantang saya untuk melaporkan ulahnya tersebut kepada kenalan saya yang menurutnya memiliki pangkat paling tinggi. ketika mencoba menjawab dia tiba tiba maju dan mencekik leher saya dan tangan satunya terkepal hendak memukul namun dia urungkan,”ujarnya lagi.
Iqbal mengaku kembali dikerubuti beberapa orang oknum polisi. Karena merasa terancam, helmnya ia lepas memperkenalkan bahwa dirinya adalah wartawan. “Ketika hendak naik motor, beberapa dari mereka kemudian dengan nada keras mulai mengejek dan mengeluarkan kata kata, “dasar wartawan kemarin sore” “wartawan jangan bakase tunjuk jago di sini tidak ada gunanya”sebut Iqbal, kembali menirukan.
Saat itulah Iqbal baru menjelaskan, bahwa sebenarnya dia adalah pemimpin redaksi Radar TV. Setelah itu barulah ia meninggalkan lokasi razia. AJI Palu akan mengawal kasus ini hingga tuntas.
(mdi/Palu Ekspres)