Wisuda Ke-92 Mahasiswa Untad, Begini Pesan Rektor kepada Alumni

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof. Dr. H. Muh. Basir Cyio berpesan kepada para alumni Untad, untuk dapat menjauhi sikap arogan. Hal ini disampaikannya, saat menyampaikan pesan almamater kepada 1.071 alumni Untad pada Wisuda ke-92 yang digelar di Auditorium Utama Untad, Kamis 5 Juli 2018.
Mengutip pernyataan seorang penulis Amerika, Winter Renshaw, Rektor menyebutkan bahwa arogansi identik dengan penderitaan, yang merupakan fenomena yang tidak berdiri sendiri. Diibaratkan sebuah bandul, yang beratun dari satu sisi ke sisi berikutnya, di satu sisi adalah penderitaan dan di sisi lain adalah kesenangan, kebahagiaan dan kepuasan. Ketika bandul distabilkan di tengah, di sanalah ada kedamaian batin, rasa sejahtera, kelegaan dan ketenangan.
Arogansi pada hal tersebut berperan dalam mendorong bandul lebih jauh ke sisi yang menderita, memberi lebih banyak momentum dan mencegah bandul berhenti di pusat.
“Inilah yang akan bermuara pada ambisi atau obsesi yang tidak terkelola. Kalau dalam politik praktis, mungkin baru ikut Pilkada tetapi sudah menyimpan daftar nama Kadis yang mau diganti. Inilah arah bandul yang mulai menguasai daerah penderitaan,” tutur Rektor.
Olehnya, Rektor mengajak para alumni Untad untuk tidak mau diperbudak hasrat besar yang berujung menjadi arogansi dan lupa diri. Untuk mencapai hal tersebut, ia menguraikan perlu mengintrospeksi diri sambil merenung secara kalkulatif melalui beberapa hal. Di antaranya untuk tidak egois, selalu mengingat bahwa manusia tidak hadir sendirian, karena selalu ada kehadiran pihak lain.
Selain itu, jangan pernah merasa takabur, menganggap diri mampu segalanya dalam perjuangan, sebab sehebat apapun kehebatan seseorang, akan sangat mudah ditaklukkan oleh keterbatasan yang ada padanya.
“Percayakan diri Anda kepada orang lain, karena memercayakan pada diri sendiri justru menjadi cikal bakal lahirnya arogansi, makanya kenali orang lain,” ujarnya.
Rektor juga menyampaikan pesan, agar para alumni Untad selalu bersikap rendah hati, berjuang dalam kebersamaan dan menghindarkan diri dari praktik-praktik sektarian. Karena menurutnya, pendekatan sektarian yang selalu menonjolkan perbedaan dan menganaktirikan kebersamaan, justru akan mengerdilkan diri sendiri. “Belajarlah pandai bekerja sama sekalipun dalam banyak perbedaan. Kembangkan semua potensi dan talenta yang dimiliki. Bangsa ini membutuhkan generasi muda yang futuris dan selalu mampu membangun kerja sama dalam kebersamaan,” tandasnya.

Pos terkait