Vaksin MR di Palu Tidak Berdampak

  • Whatsapp
VAKSIN oninje

PALU EKSPRES, PALU– Imunisasi vaksin Measles Rubella (MS) di Kota Palu sejauh ini dilaporkan berjalan lancar dan aman. Sedikit berbeda dengan situasi yang terjadi dibeberapa daerah. Vaksinasi MR serentak menjadi momok menakutkan karena efek samping yang diderita anak setelah vaksinasi.
Belum lagi, sertifikasi halal vaksin yang diproduksi Serum Institut of India (SSI) saat dimulainya vaksinasi serentak yakni 1 Agustus 2018 belum diajukan kepada Majelis Ulama Indoensia (MUI). Hari ini, Rabu 8 Agustus, MUI rencananya memutuskan fatwa tentang kehalalan serum MR tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, dr Royke Abraham, mengaku memang ada kelalaian pihak Kemenkes terkait hal itu. Namun kata dia untuk Kota Palu, imunisasi MR tetap berjalan seperti biasa. Dan menurutnya sejauh ini belum ditemukan adanya anak yang menjadi korban karena efek samping imunisasi itu.
“Kita tetap laksanakan sesuai jadwal dan target. Karena memang belum ada instruksi soal penundaan itu baik dari Gubernur maupun wali kota,”kata Royke, Selasa 7 Agustus 2018. Sampai dengan Selasa 8 Agustus 2018, imunisasi MR di Kota Palu menurutnya sudah terealisasi kurang lebih 9persen dari target 62ribu anak usia 7 sampai dengan 15tahun.
“Sejauh ini kita syukuri belum ada laporan soal jatuhnya korban imunisasi,”katanya. Meski begitu pihaknya jelas Royke tidak memaksakan imunisasi tersebut dilaksanakan. Sambil terus menggalakkan sosialisasi utamanya di lingkungan sekolah. Diapun tidak menampik adanya beberapa sekolah di Palu yang secara resmi menolak pemberian imunisasi karena alasan belum terverifikasi MUI soal halalnya. Termasuk karena ramainya pemberitaan soal efek samping imunisasi di daerah lain.
Terhadap sekolah yang menolak, pihaknya jelas Royke tidak memaksakan. “Kita persuasif dan tetap melaksanakan sesuai standar operasional prosedur. Kita harus maklumi ada orang tua yang ragu dan kawatir,”jelasnya. Royke menyebut, pihak Kemenkes RI sejauh ini juga tetap menginstruksikan pelayanan imunisasi bagi sekolah umum negeri maupun keagamaan. “Contohnya imunisasi baru saja kami laksanakan di MIN 9 Pantoloan. Inikan termasuk sekolah syar,i,”ujarnya.
Berkaitan dengan efek samping imunisasi, Royke menilai sebenarnya tidak akan terjadi jika dilakukan sesuai SOP. Dalam SOP yang ada kata dia, seluruh hal teknis dan sterilisasi dipersiapkan secara matang. Termasuk mendapat pendampingan media kompeten. “Kalau saya liat di daerah lain, mungkin ada yang berjalan tidak sesuai SOP,”pungkasnya.

Pos terkait