Generasi Intercept Memiliki Peran Strategis

  • Whatsapp

Oleh Hasanuddin Atjo

DUNIA  kini diisi oleh tiga generasi yaitu X, Y dan Z. Generasi X lahir sebelum tahun 1980, Y generasi lahir antara 1980 – 2004 dan Z generasi lahir setelah tahun 2004.
Ketiga generasi ini memiliki karakter berpikir dan bekerja yang berbeda satu sama lain. X generasi cenderung memiliki karakter konservatif, lebih lambat, ketergantungan tinggi dan birokratis. Sedangkan Y generasi lebih moderat, cepat dan lebih adaptif serta praktis dan mandiri.

Bacaan Lainnya

Dunia kerja saat ini diisi oleh generasi X dan Y.  Pada sektor swasta dominan digerakkan oleh Y generasi, sedangkan dunia birokrasi oleh X generasi. Kondisi ini menjadi tantangan ketika dunia berubah begitu cepatnya yang dikenal dengan era distrupsi karena karya Y generasi atau lebih populer disebut generasi Melenial.

Berbagai bisnis konvensional kini telah dipinggirkan oleh konsep baharu dari generasi ini. Taxi konvensional kini telah digantikan oleh taxi berbasis aplikasi seperti Grab dan Gojek, transfer uang, pembayaran tagihan pembayaran sejumlah transaksi hampir semuanya melalui aplikasi digital. Bahkan kuliah dan kursus pun sudah berbasis online.

Dampak yang muncul kemudian adalah pemutusan hubungan kerja yang menambah angka pengangguran. Selanjunya protes dan demo dari sejumlah kalangan yang terdampak juga tidak dapat diakomodir oleh pemerintah karena merupakan tuntutan perubahan.

Saat ini beberapa negara maju seperti Singapura semakin sulit mencari tenaga kerja yang tidak bisa digantikan oleh aplikasi seperti pelayan restoran, cleaning service. Sehingga lowongan ini diisi oleh tenaga kerja generasi tua (X generasi). Karena generasi muda (milenial) kurang menyukai pekerjaan tersebut. Kondisi ini juga membuat laju urbanisasi di negeri ini meningkat tajam.

Bahkan lebih ironis alumnus pendidikan vokasi berbasis agro tidak mau kembali lagi ke desa. Mereka lebih suka menjadi pelaku atau peserta taxi atau penjualan maupun pelayanan, berbasis aplikasi yang seyogianya tidak memerlukan pendidikan vokasi.

Oleh karena itu, menghadapi fenomena ini peran generasi intercept menjadi strategis untuk melahirkan sebuah skenario.

Pos terkait