Setelah sekeluarga di rumah tersebut selamat, lanjut Mulyadi, mereka lalu mengungsi ke rumah salah seorang keluarga di Tinggede, Kabupaten Sigi, karena rumah mereka yang berlokasi dekat dari pantai rusak akibat terjangan tsunami.
Beberapa waktu usai bencana, perlahan-lahan keluarga tersebut membangun kembali rumah mereka dengan bahan kayu. Pada Selasa 18 Desember 2018, rumah yang terbangun kembali tersebut menjadi lokasi peristiwa sakral proses akad nikah Rudiyanto dan Nahdiyanti.
Rudiyanto menjadi salah seorang dari sebelas anggota tim MDMC Jatim, yang tiba pertama kali di Palu sejak kejadian bencana, yakni pada tanggal 30 September 2018 tengah malam. Bersama tim tersebut, ia bertugas memanajemen dan mengondisikan posko relawan, menata sekretariat, serta mengolah data dan logistik.
“Awal mula tidak ada niatan karena sibuk di meja data dan gudang logistik. Saya kenal Pak Jaslin, setelah itu ngomong ke beliau minta bantuan untuk mencarikan calon istri, dan beliau siap mencarikan. Saya menunggu beberapa waktu, setelahnya dikabari lalu taaruf,” tutur Rudiyanto.
Kabar kepastian tersebut didapatkan oleh Rudiyanto, pada saat dirinya telah berada di kampung halamannya. Ia bersama timnya sebelumnya telah ditarik kembali ke Jatim pada 9 Oktober 2018 setelah bertugas selama 10 hari di Palu.
Usai mendapat kabar, tanpa saling kenal sebelumnya, ia lalu melakukan komunikasi awal dan taaruf dengan Nahdiyanti hanya melalui pesan singkat di ponsel.
Usai melakukan taaruf, keduanya lalu memantapkan niat untuk menikah. Pada Senin 10 Desember 2018, Rudiyanto berangkat kembali ke Palu. Dan, tepat keesokan harinya menggelar lamaran resmi di rumah Nahdiyanti.
“Alhamdulillah mulai pertama kami taaruf, langsung saling mengerti kondisi masing-masing. Taarufnya dijalani sepekan, setelahnya hari Senin sampai di Palu, malam harinya saya dengan Pak Jaslin mendatangi rumah keluarga perempuan untuk menyampaikan niatan. Besoknya, pergi melamar secara resmi,” ujarnya.
Proses lamaran Rudiyanto terasa spesial, karena dirinya ditemani langsung oleh Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, bersama Sekretaris PW Muhammadiyah Sulteng, Amin Parakkasi.