Setiap hari, Ondeng selalu menunggu 4 sahabatnya di depan jembatan reyot, untuk memastikan sahabatnya dapat menyeberang dengan selamat. Bahkan Ondeng memiliki cita-cita untuk membuatkan jembatan untuk mereka.
Guru yang mengajar di sana hanya ada satu, beliau memberikan kabar baik, bahwa anaknya Aida sudah lulus dari perguruan tinggi, akan datang membantunya mengajar.
Pada suatu hari, Ondeng tidak masuk sekolah, apalagi menunggu mereka di ujung jembatan. Pak Guru dan Bu Guru Aida yang sudah sempat dititipkan Ondeng oleh Ayahnya pun khawatir keberadaan Ondeng.
Ternyata Pak Kepala Desa membawa kabar dukacita, bahwa Ayah Ondeng meninggal ketika sedang melaut. Semua teman-temannya menyemangati Ondeng agar tetap tabah dan tegar.
Menurut Yourino, pihaknya masih satu kali menggelar nonton bareng di kompleks huntara Petobo. Pekan berikutnya, kegiatan yang sama akan digelar di tempat lain.
(kia/palu ekspres)